Pemekaran outlet LPG 3 Kg melalui program One Village One Outlet (OVOO) yang dilakukan Pertamina saat ini telah mencapai 198.292 outlet. Ratusan ribu outlet itu beroperasi di 5.605 kecamatan dan 61.092 desa/kelurahan.
Dengan jumlah penyebaran ini maka hampir seluruh kecamatan dan desa/kelurahan di Indonesia yang menjadi target program OVOO telah tersedia outlet LPG 3Kg.
CEO Commercial and Trading Subholding Pertamina Alfian Nasution menjelaskan Pertamina berkomitmen penuh untuk mendukung pemerintah dalam rangka mengkonversi penggunaan Mitan ke LPG. Selain itu langkah ini juga dalam upaya Pertamina untuk menjamin ketersediaan dan kelancaran distribusi LPG Subsidi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertamina terus melakukan pengembangan jaringan LPG 3 kg, agar outlet LPG 3Kg tersedia di setiap desa/kelurahan sehingga mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat," ucap Alfian dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI pada Senin (31/5).
Tidak hanya pemekaran outlet, untuk memastikan penyaluran LPG Subsidi tepat sasaran Pertamina melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Menurut Alfian, secara hukum pengawasan distribusi LPG Subsidi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Migas dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat.
"Setiap tahun pelaksanaan penugasan LPG Subsidi tersebut diaudit oleh BPK dan diverifikasi oleh Ditjen Migas," tutur Alfian.
Selain itu, Pertamina juga bekerja sama dengan 12 provinsi dan 154 pemerintah kabupaten/kota guna menggalakkan penggunaan LPG Non Subsidi bagi Aparat Sipil Negara dan Non Usaha Mikro untuk memastikan subsidi tepat sasaran.
Upaya mendorong masyarakat menengah atas untuk menggunakan LPG Non Subsidi juga terus dilakukan Pertamina melalui berbagai program. Antara lain Pinky Movement, penukaran/Trade In tabung PSO ke NPSO, diskon Refill NPSO, Bundling Promo, hingga layanan antar LPG melalui Pertamina Delivery Service.
(osc)