PT Nestle Indonesia buka suara mengenai kabar 60 persen makanan dan minuman produk perusahaan tidak sehat.
Head of Corporate Communication Nestle Indonesia Stephan Sinisuka mengakui kurang dari 30 persen produknya tidak memenuhi standar kesehatan eksternal yang ketat. Namun, produk ini di luar produk untuk anak, gizi khusus, hewan peliharaan, dan produk kopi.
"Dari keseluruhan portofolio produk-produk kami berdasarkan total penjualan global, kurang dari 30 persen tidak memenuhi standar "kesehatan" eksternal yang ketat yang didominasi produk-produk indulgent (memanjakan) seperti cokelat dan es krim, yang bisa dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sebagai bagian dari pola makan sehat, seimbang, dan menyenangkan," ungkap Stephan kepada CNNIndonesia.com, Senin (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Stephan, laporan yang menyatakan bahwa 60 persen produk Nestle tak memenuhi standar kesehatan hanya mencakup sekitar setengah dari portofolio penjualan global produk-produk Nestle Indonesia. Artinya, studi itu tak mencakup seluruh portofolio produk Nestle Indonesia.
"Kami percaya portofolio merek dan kategori produk-produk kami berkontribusi secara positif untuk kesehatan dan keafiatan komunitas yang kami layani di seluruh dunia," ujar Stephan.
Ia mengatakan pihaknya memiliki proyek internal untuk memperbarui standar gizi. Nestle Indonesia mengklaim akan selalu memastikan produk-produknya bisa membantu konsumen dalam memenuhi gizi dan mendukung pola makan yang seimbang.
"Sebagai bagian dari kegiatan bisnis kami, Nestle senantiasa melakukan penilaian terhadap portofolio produk kami dan merenovasi serta memformulasi ulang produk-produk kami," terang Stephan.
Ia mencontohkan Nestle sudah mengurangi gula dan garam pada produknya dalam dua dekade terakhir. Selain itu, perusahaan juga sudah meluncurkan ribuan produk untuk anak-anak dan keluarga yang memenuhi standar gizi eksternal yang ketat.
"Kami juga telah mendistribusikan miliaran dosis mikronutrien (zat gizi mikro) melalui produk-produk bergizi kami dengan harga yang terjangkau," ujar Stephan.
Lalu, perusahaan mengaku telah menambahkan produk-produk bergizi ke dalam portofolio Nestle Health Science. Perusahaan pun meluncurkan sejumlah produk makanan dan minuman nabati.
"Di Indonesia kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk persyaratan gizi, kualitas dan keamanan dari BPOM, serta peraturan Halal," jelas Stephan.
Stephan mengatakan pihaknya menjamin kualitas dan keamanan produk-produk Nestle. Perusahaan telah menambahkan bahan-bahan, seperti protein, serta, serta mengurangi gula, garam, dan lemak jenuh.
"Kami akan terus membuat produk-produk kami menjadi lebih enak dan lebih sehat. Dan saat kami melakukannya, kami akan mengkomunikasikannya secara transparan," ucapnya.
Sebelumnya, Nestle pusat mengakui lebih dari 60 persen produk makanan dan minuman-nya tidak memenuhi standar kesehatan yang berlaku. Hal itu diakui perusahaan setelah dokumen internal perusahaan bocor.
"Beberapa kategori dan produk kami tidak akan pernah sehat bagaimanapun caranya banyak yang kami renovasi," kata Nestle, dikutip dari Financial Times pada Minggu (6/6).
Menurut dokumen internal Nestle yang ditinjau Financial Times, hanya 37 persen dari produk perusahaan mendapat peringkat di atas 3,5 dalam sistem peringkat kesehatan Australia.
Perhitungan itu tak termasuk untuk produk susu formula bayi, makanan hewan peliharaan dan nutrisi medis khusus.
Sistem peringkat itu menilai produk makanan dengan memberi angka maksimal 5. Sementara, 3,5 merupakan ambang batas produk makanan yang sesuai dengan standar kesehatan.
Perhitungan itu meliputi makanan dan minuman secara keseluruhan. Ada sekitar 70 persen produk Nestle gagal memenuhi ambang batas itu.