Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengungkap empat hingga enam perusahaan kembali ber-investasi lagi ke Jabar usai hengkang ke provinsi lainnya. Perusahaan tersebut sempat meninggalkan Jabar lantaran mengejar upah murah di provinsi lain.
Ia menuturkan alasan perusahaan tersebut kembali ke Jabar adalah produktivitas SDM di provinsi baru lebih rendah dibanding Jabar. Informasi itu disampaikannya secara langsung di hadapan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.
"Jadi, ada yang pindah Pak Wapres, ke provinsi lain tapi balik lagi, ada sekitar 4-6 industri pindah karena kejar upah murah, tapi produktivitas ikut turun. Akhirnya, saya fasilitasi di Jabar juga," ungkap Emil, sapaan akrab, dalam acara Rembuk Nasional Vokasi dan Kewirausahaan serta Peresmian BLK Komunitas 2020, Selasa (8/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan berdasarkan survei yang dilakukan kepada investor, ada dua penyebab mereka menanamkan modal di Jabar. Salah satunya ialah produktivitas SDM. Ia mengklaim produktivitas SDM Jabar tertinggi di Indonesia.
"Survei pada investor kenapa mereka suka di Jabar, karena tingkat produktivitas SDM di Jabar itu skornya tertinggi di Indonesia. Jadi, setara dengan skor-skor SDM Vietnam yang dianggap salah satu di Asean yang paling produktif," imbuh Emil.
Faktor lainnya yang mendorong investor melirik Jabar adalah kelengkapan infrastruktur.
Jabar memiliki sejumlah infrastruktur pendukung kegiatan bisnis antara lain, Pelabuhan Patimban, Subang dan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Selain itu, Jabar juga akan tersambung dengan kereta cepat Jakarta-Bandung pada tahun depan. "Saya selalu tanya kepada investor kenapa pilih Jabar, itu jawabannya selalu dua terbaik," tuturnya.
Karenanya, mantan Walikota Bandung itu mengklaim capaian investasi Jabar merupakan yang tertinggi sepanjang 2020 meskipun di tengah pandemi covid-19. Realisasi investasi tersebut mendorong pemulihan ekonomi Jabar dari minus 2,39 persen di kuartal IV 2020 menjadi minus 0,83 persen di kuartal I 2021.
"Saya terus ketok pintu agar investasi di Jabar terus mengalir dan saya laporkan sepanjang covid 2020 Jabar adalah provinsi tertinggi pencapaian investasi, alhamdulillah," katanya.
Sebelumnya, Jabar tercatat menampung komitmen investasi sebesar Rp380 triliun lewat perhelatan West Java Investment Summit 2020 di tengah pandemi covid-19. Padahal, pada perhelatan serupa di tahun lalu, komitmen investasi yang dikantongi Jabar berdasarkan data BKPM hanya Rp86,3 triliun.
Mengacu data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Pemprov Jabar, komitmen investasi senilai Rp380 triliun tersebut terdiri dari beberapa tahapan.
Pertama, tahapan investasi yang ditaksir bisa mencapai Rp347 triliun dari 11 perusahaan global dan nasional di mana dua di antaranya adalah Hyundai dan Amazon Web Service.
Kedua, komitmen investasi lima proyek garapan BUMD dengan sejumlah pihak yang berjumlah Rp4,01 triliun. Terakhir, berasal dari 16 proyek investasi yang ditawarkan di ajang WJIS 2020 senilai Rp40 triliun.