Perwakilan driver GoSend Jabodetabek Yulianto mengaku belum mendapat ajakan berkomunikasi dengan manajemen Gojek pada hari kedua mogok driver GoKilat atau GoSend Same Day Delivery (SMD), Rabu (9/6).
"Gojek sudah tutup mata, tutup telinga, buktinya kami protes kemarin saja kami mau ajak diskusi malah tidak diindahkan," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/6).
Ia menyebut, sebelum dilakukan pemogokan, perusahaan sempat memanggil 10 mitra untuk berdiskusi. Menurut dia, seluruh keluhan dan tuntutan sudah disampaikan kepada manajemen tapi perusahaan bergeming dan enggan mengakomodasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, mitra melanjutkan rencana untuk melakukan pemogokan. Hingga saat ini, ia mengaku belum ada perubahan rencana, mogok kerja akan dilanjutkan hingga 10 Juni nanti.
"Tetap saja (mereka) enggak mau dengar kami yang di lapangan. Kalau masalah kesepakatan enggak ada, soalnya diskusi saja enggak mau terima saran dari kami, bagaimana mau ada kesepakatan?" bebernya.
Adapun keberatan yang disampaikan driver terkait dengan perubahan insentif secara sepihak dan dinilai merugikan driver. Untuk Gosend SMD Jabodetabek, misalnya, besaran insentif ditetapkan Rp1.000 untuk 1-9 pengantaran, Rp2.000 untuk 10-14 pengantaran, dan Rp2.500 jika driver menyelesaikan pengantaran di atas 15 paket.
Skema ini berbeda dengan sebelumnya yang besaran insentif Rp10 ribu jika driver menyelesaikan 5 pengantaran, Rp30 ribu untuk 8 pengantaran, Rp45 ribu untuk 10 pengantaran, Rp60 ribu untuk 13 pengantaran, dan Rp100 ribu untuk 15 pengantaran.
Dikonfirmasi oleh CNNIndonesia.com, Gojek mengaku belum dapat memberikan komentar terkait hal tersebut. Vice President Corporate Communication Gojek Audrey Petriny menyebut skema baru telah disosialisasikan kepada mitra driver.
"Skema ini didesain berdasarkan prinsip untuk memberikan peluang yang lebih besar bagi lebih banyak mitra untuk memperoleh insentif dengan meniadakan minimum order," katanya.
Ia mengklaim bahwa lewat skema baru ini, setiap mitra dapat memperoleh insentif di setiap order yang diselesaikan. Kebijakan ini, lanjutnya, merupakan langkah untuk meratakan jumlah mitra yang dapat memperoleh insentif.
"Selain itu, salah satu fokus utama kami adalah memastikan adanya ketersediaan order bagi para mitra sehingga mereka dapat terus berpeluang untuk memperoleh pendapatan," tutupnya.