Staf Menteri BUMN Arya Sinulingga membeberkan berbagai capaian kementeriannya di era kepemimpinan Erick Thohir. Salah satunya dalam merestrukturisasi perusahaan-perusahaan pelat merah yang mengalami krisis keuangan mulai dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) hingga PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
Di Jiwasraya, misalnya, ia mengklaim Kementerian BUMN telah melakukan perombakan besar-besaran mulai dari membentuk holding asuransi hingga mendorong penegakan hukum terhadap para "perampok" perusahaan asuransi tertua di Indonesia tersebut.
"Jiwasraya yang dirampok besar-besaran kami restrukturisasi dan sekarang berhasil merestrukturisasi 94-96 persen dari para nasabah baik ritel bancassurance maupun nasabah korporasi kemudian orang yang bertanggung jawab kami adukan ke kejaksaan", ucapnya dalam diskusi bertajuk BUMN, Apa Masalah dan Solusinya, Kamis (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, lanjut Arya, Kementerian BUMN juga terus mendorong agar harta kekayaan para pelaku korupsi di Jiwasraya diambil alih oleh negara.
"Sudah proses harta mereka diambil negara dan proses di pengadilan. Ada yang dihukum seumur hidup, mereka banding, ada juga yang menang sampai 20 tahun, tapi tetap kita banding sampai level atas," jelasnya.
Selain Jiwasraya, perbaikan juga dilakukan di PT Asabri (Persero) yang mengalami kerugian investasi karena kasus korupsi.
"Ini pun kami restrukturisasi. Ini kita laporkan ke kejaksaan dan kali ini pun harta mereka diambil negara. Ada tanker yang besar banget dan sebagainya ada lahan yang sampai triliun diambil juga oleh negara," jelasnya.
Ada pula restrukturisasi PT Krakatau Steel (Persero) yang terlilit utang hingga Rp30 triliun hingga restrukturisasi kredit PTPN yang mencapai Rp44 triliun.
"Krakatau steel yang bertahun tahun rugi terus kami restrukturisasi, tahun ini untung. PTPN yang seperti itu pun kami restrukturisasi dan Rp44 triliun utang PTPN berhasil kami restrukturisasi, dan berhasil. Ini mulai longgar PTPN untuk bisa berjalan," pungkasnya.