Bank Indonesia adalah bank sentral yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan moneter di Indonesia. Sejarah Bank Indonesia bermula di era Hindia Belanda.
Saat itu, kondisi keuangan Hindia Belanda sedang tak menentu. Belum lagi, para pengusaha juga mendesak agar bank segera dibentuk. Kondisi ini membuat pemerintah Hindia Belanda mendirikan De Javasche Bank (DJB) di Batavia pada 1828.
Kerajaan Belanda memberikan oktroi atau hak-hak istimewa pada DJB. DJB berfungsi sebagai bank sirkulasi yang memiliki wewenang mencetak dan mengedarkan uang Gulden di Hindia Belanda. Oktroi tersebut diperpanjang setiap 10 tahun. Total, DJB melakukan tujuh kali perpanjangan oktroi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekspansi ekonomi kolonial Belanda membuat DJB membuka kantor cabang di beberapa kota lain di antaranya Semarang (1829), Padang (1864), Pontianak (1906), dan Manado (1910).
Di masa pendudukan Jepang, DJB dilikuidasi dan digantikan oleh Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG). Setelah kemerdekaan, Belanda melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA) kembali mengaktifkan DJB.
Namun, pemerintah Indonesia juga sudah membentuk bank sirkulasi yaitu Bank Negara Indonesia (BNI) yang bertugas menerbitkan Oeang Republik Indonesia. Kondisi ini menciptakan dualisme bank sirkulasi dan peperangan mata uang.
![]() |
Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) menetapkan DJB sebagai bank sirkulasi Republik Indonesia Serikat pada 1949.
Pada 1951 muncul desakan kuat dari banyak pihak untuk mendirikan bank sentral. Keberadaan bank sentral dianggap wujud kedaulatan ekonomi. Pemerintah pusat memutuskan membentuk Panitia Nasionalisasi DJB.
Dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Pada tahap ini, Pemerintah Republik Indonesia melakukan proses nasionalisasi melalui pembelian saham DJB sebesar 97 persen.
Pada 1 Juli 1953, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan UU No.11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia yang yang mengganti DJB Wet Tahun 1922.
Sejak penetapan UU tersebut, 1 Juli 1953 Bank Indonesia resmi berdiri menjadi Bank Sentral Republik Indonesia. Itulah sejarah berdirinya Bank Indonesia.
![]() |
Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal. Tujuan Bank Indonesia adalah
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah mempunyai dua aspek, yakni:
Untuk mencapai tujuan tersebut. Bank Indonesia memiliki tiga tugas atau tiga pilar yakni.
Itulah sejarah berdirinya Bank Indonesia sejak masa Hindia Belanda beserta tujuan dan tugas Bank Indonesia.
(avd/ptj)