BI Heran Bunga Kredit Baru Belum Turun, Padahal SBDK Susut

CNN Indonesia
Senin, 14 Jun 2021 18:21 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut SBDK turun 174 bps menjadi 8,9 persen pada Maret 2021. Namun, bunga kredit baru hanya turun 59 bps. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengisyaratkan keheranannya karena bunga kredit baru belum turun. Padahal, perbankan telah memangkas Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).

"Isunya sekarang adalah suku bunga kredit baru yang belum menurun. Biasanya suku bunga kredit baru lebih rendah dari SBDK, tapi sekarang SBDK sudah turun, tapi suku bunga kredit barunya belum turun," ujarnya dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (14/6).

Dalam catatan BI, SBDK perbankan turun 174 basis poin (bps) secara tahunan (yoy) menjadi 8,9 persen pada Maret 2021. Penurunan suku bunga kredit terbesar terjadi pada bank BUMN sebesar 270 bps. Namun, suku bunga kredit baru hanya turun 59 bps pada periode yang sama.

"Mungkin tentu saja, ini karena kondisi perbankan perlu jeda. Namun, kami bersama KSSK mendorong suku bunga kredit turun agar pembiayaan meningkat dan stabilitas sistem keuangan juga meningkat," imbuhnya.

Sementara itu, bank sentral telah memangkas suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebanyak enam kali sepanjang tahun lalu. Tahun ini, BI kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Februari 2021 lalu. Dengan demikian, suku bunga acuan BI berada di level 3,5 persen.

"Dan 3,5 persen kami pandang sudah rendah dan untuk jaga-jaga stabilitas nilai tukar," jelasnya.

Terkait kredit, BI memprediksi penyaluran kredit tahun ini bisa tumbuh 5 persen-7 persen. Pada kuartal II 2021, Perry memprediksi pertumbuhan kredit bisa positif.

"Dari survei perbankan terakhir pada kuartal II, memang kemungkinan kredit kembali positif dan ini yang meyakinkan kami perkirakan kredit akan tumbuh 5 persen sampai 7 persen (2021)," katanya.

Sebelumnya, survei perbankan BI mengindikasikan penyaluran kredit baru meningkat pada kuartal II 2021. Peningkatan tersebut didorong oleh kredit konsumsi, diikuti oleh kredit modal kerja, dan kredit investasi.

Hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit sepanjang 2021. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 6,0 persen didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit.



(ulf/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK