Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/BI 7DRRR) sebesar 3,5 persen pada Juni 2021. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap di 2,75 persen dan 4,25 persen.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7DRR sebesar 3,5 persen," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI periode Juni 2021 secara virtual, Kamis (17/6).
Perry mengatakan kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi di global maupun domestik. Dari sisi global, Perry menilai pemulihan ekonomi global masih berlanjut meski ketidakpastian belum mereda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini terlihat dari perbaikan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, sejumlah negara di Eropa juga membaik setelah lonjakan kasus covid-19 beberapa waktu lalu.
"Kinerja ekonomi dunia terus membaik sesuai perkiraan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun," ungkap Perry.
Namun, ekonomi India diperkirakan menurun. Paslanya, jumlah kasus covid-19 terus melonjak hingga saat ini.
Sementara, Perry mengklaim ketidakpastian di pasar keuangan global menurun. Hal ini sejalan dengan sikap The Fed, bank sentral AS, yang belum akan mengurangi stimulus moneternya.
"The Fed masih melanjutkan pembelian surat berharga sampai terdapat perkembangan substansial terkait inflasi dan tenaga kerja," terang Perry.
Di dalam negeri, Perry mengklaim situasi ekonomi pada kuartal II 2021 membaik. Hal ini tercermin konsumsi rumah tangga yang meningkat, khususnya untuk makan dan minum (mamin), tembakau, dan BBM.
"Perbaikan ekonomi domestik tercermin juga pada indikator lainnya, yaitu ekspektasi konsumen penjualan online dan PMI yang naik," jelas Perry.
Lebih lanjut, bank sentral mencatat cadangan devisa sebesar US$136,4 miliar atau setara pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlahnya di atas standar kecukupan internasional.
Kemudian, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diperkirakan tetap berada di kisaran 1 persen sampai 2 persen pada tahun ini.
Sementara, BI mencatat rupiah terdepresiasi 1,32 persen dibanding akhir Desember 2021.
Lalu, inflasi diklaim tetap terjaga rendah dan berada di kisaran target BI sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Tercatat, inflasi Mei 2021 sebesar 1,68 persen secara tahunan atau naik dari posisi April 2021 yang sebesar 1,42 persen.