Saham Burberry (BBRYF) anjlok hampir 8 persen pada perdagangan di London, Senin (28/6), usai mengumumkan pengunduran diri Marco Gobbetti dari kursi CEO mulai akhir tahun ini. Gobbetti memutuskan meninggalkan produsen fesyen mewah asal Inggris tersebut untuk kembali ke Italia di mana ia akan memimpin Salvatore Ferragamo.
"Marco, yang telah memimpin transformasi merek dan bisnis Burberry, akan mengundurkan diri setelah hampir lima tahun bersama perusahaan untuk mengambil kesempatan lain yang memungkinkannya kembali ke Italia dan lebih dekat dengan keluarganya," kata Burberry dalam keterangan resminya dikutip CNN Business, Selasa (29/6).
Dalam pernyataan yang sama, Gobbetti mengatakan Burberry telah berada di jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mengundurkan diri," tuturnya.
Dalam keterangan terpisah, Salvatore Ferragamo mengkonfirmasi bahwa Gobbetti akan menjadi CEO mereka segera setelah ia dibebaskan dari kewajiban kontraknya di Burberry. Saham Ferragamo sempat naik pada perdagangan pagi di Milan, tetapi turun 1,8 persen pada sore hari.
Tak dapat dipungkiri, setelah meninggalkan jabatannya selama 13 tahun di perusahaan raksasa di industri mode LVMH (LVMHF) sebagai CEO Givenchy dan Celine, Marco Gobbetti telah membawa Burberry kembali ke posisi atas dalam kategori barang mewah. Hingga Jumat pekan lalu, saham Burberry melonjak 35 persen sejak Gobbetti bergabung pada Juli 2017.
Luca Solca, analis riset senior Bernstein, dalam sebuah catatan kepada kliennya mengatakan Burberry berada dalam posisi yang jauh lebih baik hari ini daripada ketika Gobbetti menjabat sebagai CEO. Namun, besarnya masalah yang tangani tidak sebanding dengan apa yang ia dapatkan.
Kepergian Gobbetti di tengah-tengah perubahan haluan perusahaan pun menimbulkan pertanyaan apakah merek tersebut dapat berada dalam pengaturan ulang strategis lain di bawah CEO baru.
"Saya pikir investor juga percaya bahwa jika Marco sangat percaya diri dengan kesuksesan di Burberry, mungkin dia tidak akan pergi," ujar Solca kepada CNN Business.
Solca mengatakan penurunan saham menggambarkan bahwa investor mengurangi kepemilikan mereka sambil menunggu kejelasan lebih lanjut tentang CEO baru dan rencananya.
Baca juga:Ahok Ultah ke-55, Anak Minta Pensiun |
Gobbetti sempat menimbulkan kegemparan ketika ia merekrut mantan direktur artistik Givenchy, Riccardo Tisci, untuk menjadi Chief Creative Officer Burberry pada tahun 2018 menggantikan Christopher Bailey yang telah 17 tahun masa berada pada jabatan tersebut.
Riccardo dipekerjakan untuk menghidupkan kembali merek tersebut agar lebih muda dan lebih muda. konsumen yang beragam. "Burberry agak membosankan sebelum Gobbetti masuk. Mereka butuh menghirup udara segar," ujar Solca.
Menurut Solca, Gobbetti sebanarnya juga masih memiliki ambisi untuk membuat Burberry relevan dalam barang-barang kulit dan bersaing dengan merek-merek mewah papan atas seperti Gucci, Prada dan Louis Vuitton.
Sementara itu, Chairman Burberry Gerry Murphy mengatakan bahwa dewan komisaris merasa kecewa dengan keputusan Gobbetti, tetapi memahami keinginannya untuk kembali ke Italia setelah hampir 20 tahun di luar negeri.