Perusahaan Bubble Tea Asal China IPO Raup Rp9,4 T
Perusahaan bubble tea China menggelar penjualan saham perdana atau IPO dan meraup US$650 juta atau setara dengan Rp9,4 triliun (kurs Rp14.538 per dolar AS). Saham perusahaan bubble tea asal China Nayuki resmi melantai di bursa saham Hong Kong pada Rabu, (30/6).
Keputusan IPO ini diambil saat minuman berbasis susu, gula, dan mutiara tapioka menjadi salah satu minuman favorit global. Perusahaan menargetkan konsumen muda kaya dan kini memiliki 550 toko dan membuka gerai pertamanya di kota metropolitan selatan Shenzhen pada 2015.
Pengusaha Peng Xin dilaporkan mengajukan ide bisnisnya kepada Zhao Lin seorang profesional di industri makanan melalui kencan buta dua tahun sebelumnya. Dalam beberapa bulan, pasangan itu menikah dan menjadi mitra bisnis.
"Setelah kami bertemu, saya dengan antusias memberitahunya tentang impian wirausaha saya selama dua hingga tiga jam dan bertanya, 'Tuan Zhao, apa pendapat Anda tentang ide saya?'," kata Peng, menurut situs berita China Jiemian pada 2018, dikutip dari AFP, Rabu (30/6).
Lantas Lin mengungkap ide tersebut bagus dan mengajak untuk bisnis bersama.
"Setengah tahun kemudian kami menikah dan setahun kemudian, kami membuka Nayuki."
Mereka bangga akan minuman inovatif, bahan-bahan segar, dan dekorasi kafe yang keren untuk membedakan di lingkungan bubble tea yang ramai di China.
Perusahaan telah menjual 257,3 juta saham, mengumpulkan US$656 juta dan nilainya US$4,38 miliar.
Perusahaan berencana menggunakan uang tunai dari IPO untuk membuka 650 toko lagi tahun ini dan tahun depan.
Namun, perusahaan masih mencatat kerugian 203 juta yuan (US$31,4 juta) tahun lalu karena dorongan ekspansi yang agresif, meskipun pendapatan tumbuh 22 persen.
Dalam prospektus Nayuki, firma riset China Insights Industry Consultancy memperkirakan selera negara akan minuman teh yang baru dibuat akan meroket tiga kali lipat menjadi US$53,2 miliar pada 2025.
"Saya minum bubble tea banyak jika saya sangat stres, mengkonsumsi delapan sampai 10 cangkir seminggu," kata seorang siswa di sebuah toko di Beijing.