Rupiah Perkasa Rp14.470 per Dolar AS Berkat Sentimen Global

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 16:07 WIB
Nilai tukar rupiah menguat 0,04 persen ke Rp14.470 per dolar AS pada perdagangan Selasa (6/7) sore.
Nilai tukar rupiah menguat 0,04 persen ke Rp14.470 per dolar AS pada perdagangan Selasa (6/7) sore. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.470 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (6/7) sore. Mata uang Garuda menguat 6 poin atau 0,04 persen dari Rp14.476 persen pada Senin (5/7).

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.468 per dolar AS atau menguat dari Rp14.482 per dolar AS pada Senin kemarin.

Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama mayoritas mata uang lainnya, seperti won Korea Selatan 0,17 persen, yen Jepang 0,16 persen, dolar Singapura 0,08 persen, ringgit Malaysia 0,06 persen, dan yuan China 0,02 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan peso Filipina melemah 0,51 persen, rupee India minus 0,23 persen, dan baht Thailand minus 0,14 persen.

Mata uang utama negara maju juga bergerak variasi. Dolar Australia menguat 0,56 persen, rubel Rusia 0,17 persen, dan poundsterling Inggris 0,08 persen.

Tapi, euro Eropa melemah 0,13 persen, franc Swiss minus 0,12 persen, dan dolar Kanada minus 0,06 persen.

Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menilai penguatan nilai tukar rupiah sepenuhnya terjadi berkat sentimen global, yaitu pelemahan dolar AS. Mata uang negeri Paman Sam itu melemah seiring turunnya ekspektasi pelaku pasar terhadap perubahan arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

"Sedangkan beberapa data ekonomi AS belum sesuai ekspektasi pasar, meski sudah membaik, sehingga membuat The Fed kemungkinan belum akan memberi tanda-tanda perubahan," ungkap Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Sementara, dari dalam negeri, ia menilai sentimen positif baru belum ada. Sentimen di dalam negeri justru masih negatif, mulai dari lonjakan kasus covid-19 hingga PPKM Darurat.

Yang teranyar, pemerintah justru menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,7 persen sampai 4,5 persen pada 2021. Penurunan proyeksi ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kemarin.

"Ditambah pula dengan turunnya proyeksi ekonomi, tapi ini semua masih bisa ditopang sentimen global," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER