Dahlan Iskan, mantan menteri BUMN era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritisi pelaksanaan vaksinasi covid-19 skema gotong royong yang dilakukan swasta. Ia menyebut vaksin gotong royong oleh swasta seperti tidak berjalan.
Padahal, para pengusaha sudah lama mendaftarkan ribuan karyawan mereka agar mendapatkan vaksin. Mereka bahkan sudah siap membayar Rp1 juta untuk dua kali suntikan.
"Para pengusaha itu terus menagih ke Kadin. Jawabnya selalu sama: tunggu. Sebenarnya ini agak memalukan. Swasta yang biasanya lebih banyak marah-marah pada ruwetnya birokrasi pemerintah, kini mempermalukan dirinya sendiri: kalah oleh birokrasi," ujarnya dikutip dari blog pribadi www.disway.id, Rabu (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vaksin gotong royong, lanjut Dahlan, bukan saja kalah oleh vaksin pemerintah. Bahkan, bisa dibilang tidak berjalan.
Ia menduga rebutan kedudukan ketua umum Kadin begitu penting sampai-sampai menelantarkan vaksinasi gotong royong.
"Kasihan moto mulia kita 'gotong royong': tidak jalan. Pun di saat paling darurat dan paling diperlukan," imbuh Dahlan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Kamdani menyebut sedang mengkaji daftar tunggu perusahaan yang akan mengikuti program vaksinasi gotong royong.
Hal ini dilakukan karena banyak perusahaan yang masih ingin ikut serta program vaksinasi gotong royong tersebut. Sementara, saat ini Kadin memutuskan untuk menutup sementara pendaftaran program vaksinasi gotong royong.
Hal ini dilakukan karena banyak perusahaan yang masih ingin ikut serta program. Sementara saat ini Kadin memutuskan menutup sementara pendaftaran program vaksin gotong royong.
Data Kadin mencatat 28.413 perusahaan telah mendaftar. Sedangkan yang sudah mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 238 perusahaan dengan total sasaran vaksinasi sebanyak 165 ribu orang.
"Saat ini sedang disiapkan alokasi kembali sebanyak 300 ribu sasaran vaksinasi untuk pelaksanaan di Juni-Juli 2021," tulis Kadin.
Dahlan sendiri mendukung penggunaan vaksin nusantara yang digagas mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto. Menurut dia, vaksin nusantara merupakan hasil penelitian atau riset yang dilakukan anak bangsa.
Bahkan, ia mengikuti uji coba vaksin nusantara di RSPAD Gatot Soebroto pada April 2021 lalu.
Sementara, pelaksanaan vaksinasi gotong royong mendatangkan vaksin dari China, dan beberapa produsen vaksin lain yang sudah berkomitmen di antaranya Sputnik V, CanSino dan Anhui Zhifei Longcom.
(bir/sfr)