REKOMENDASI SAHAM

Saham Pilihan, Kebal Tekanan PPKM Darurat Luar Jawa Bali

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 12 Jul 2021 07:17 WIB
Analis merekomendasikan saham perbankan dan konglomerasi yang memiliki sektor bisnis beragam untuk dikoleksi di tengah pelemahan indeks akibat PPKM Darurat.
Analis merekomendasikan saham perbankan dan konglomerasi yang memiliki sektor bisnis beragam untuk dikoleksi di tengah pelemahan indeks akibat PPKM Darurat. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,28 persen dari 6.023 menjadi 6.039 pada pekan lalu. Pelaku asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp532,32 miliar pada periode yang sama.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyebut pada pekan ini pelaku pasar akan fokus pada rilis laporan keuangan kuartal II 2021, terutama perusahaan raksasa di AS.

Ia melihat tebaran rilis kinerja emiten bakal menjadi penopang indeks. Diperkirakan, akan terjadi peningkatan kinerja emiten pada kuartal II yang menandai puncak pertumbuhan laba perusahaan saat terjadi pemulihan pandemi covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data Refinitiv Institutional Brokers Estimate System (IBES), Analis memperkirakan laba emiten kuartal II dalam Indeks S&P 500 naik 65,8 persen, menguat dari perkiraan sebelumnya sebesar 54 persen saat awal periode.

Kendati berharap kinerja kinclong korporasi Negeri Paman Sam bakal mampu mendorong kinerja indeks dalam negeri, namun Hans menyebut mayoritas bursa di Asia berpotensi terjegal akibat penambahan kasus covid-19.

Sebelumnya, ia melihat pemulihan bursa di Asia cenderung sejajar dengan bursa AS dan Eropa. Namun, setelah varian Delta mulai menyebar, pemulihan bursa Asia tampak melambat (lagging) dibandingkan kedua acuan bursa lainnya.

"Varian Delta yang menyebar di Asia nampaknya membuat Asia akan menjadi pusat epidemi covid-19. Secara umum pasar Asia view-nya negatif, tentu IHSG akan agak sulit naik sendirian," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/7).

Apalagi seminggu berselang, PPKM Darurat Jaw Bali belum terlihat efektivitasnya dalam menekan angka kasus penyebaran.

Hans pesimis PPKM Darurat bakal berakhir seperti jadwal awal, yakni 20 Juli mendatang. Melihat belum terkendali kasus covid-19, ia memproyeksikan PPKM Darurat bisa diperpanjang hingga Agustus mendatang.

Belum lagi mulai hari ini (12/7), PPKM Darurat diperluas ke 15 wilayah berzona merah di luar Jawa dan Bali. Menurut dia, praktis penanganan pandemi bakal dipantau ketat oleh investor.

Karena itu, ia memprediksi IHSG melemah di awal pekan dengan support di level 5.985-5.913 dan resistance di level 6.080-6.130. Ia merekomendasikan saham HMSP, PTPP, ACES, EMTK dan SCMA.

Berbeda pandangan, Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnama menilai perluasan PPKM Darurat bakal menjadi sentimen positif bagi indeks karena bertujuan untuk menekan penyebaran covid-19.

Ia menyebut pelaku pasar sudah tidak asing lagi dengan berbagai pembatasan yang sebelumnya diterapkan, seperti PSBB, PSBB Total, PPKM Mikro, hingga PPKM Darurat. Sehingga, pelaku pasar sudah beradaptasi dengan penanganan rem dan gas ala pemerintah RI.

Juga, ada beberapa katalis penopang indeks seperti rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, rilis penjualan ritel AS, dan testimoni Gubernur The Fed Jereme Powell terhadap prospek pertumbuhan ekonomi.

Di tengah pengetatan mobilitas, Lucky menyebut investor harus jeli memilah sektor yang 'kebal', seperti perbankan dan sektor konglomerasi atau yang mengendalikan beberapa bisnis berbeda.

Untuk perbankan, Lucky merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI.

Ia memasang target untuk masing-masing senilai 4.180, 6.352, dan 5.104.

Sementara, saham dari sektor konglomerasi yang dipilihnya adalah PT Astra International Tbk atau ASII dengan target 5.400.

Meneropong IPO Bukalapak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER