Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menambahkan dana pinjaman sebesar US$500 juta atau senilai lebih dari Rp7,2 triliun untuk Indonesia. Pinjaman ini diberikan untuk mendukung upaya penanggulangan pandemi covid-19.
Dana tambahan ini akan disalurkan untuk 3 hal utama. Pertama, peningkatan kesiapan sistem kesehatan dan rumah sakit untuk penanganan covid-19 dan vaksinasi, serta mempertahankan fasilitas kesehatan non covid-19, terutama untuk kaum perempuan dan kelompok rentan.
Kedua, penguatan laboratorium kesehatan publik, pengawasan dan kapasitas rantai pasokan, termasuk peningkatan sistem cold chain untuk memenuhi standar global penyimpanan dan pendistribusian vaksin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Pemberian vaksin yang aman, efektif, dan merata harus menjadi prioritas utama di tahap ini untuk menangani covid-19. Hal ini perlu diimplementasikan secara paralel untuk menguatkan sistem layanan kesehatan di Indonesia yang saat ini sudah sangat terbebani," jelas Principal Investment Operations Specialist AIIB Toshiaki Keicho dalam keterangan resmi, Kamis (15/7).
Ketiga, untuk mendukung komunikasi dan koordinasi seputar tanggap darurat dan distribusi vaksin untuk penguatan sistem logistik dan manajemen vaksin.
Hal ini meliputi pengembangan kampanye kesadaran nasional yang disesuaikan dengan nilai budaya setempat untuk mendorong penerimaan dan jangkauan vaksin hingga ke area terpencil.
Dana hasil kerja sama AIIB dan Bank Dunia ini akan dirasakan manfaatnya oleh 268 juta masyarakat Indonesia di seluruh 514 kabupaten/kota.
"Memasuki tahun kedua pandemi, AIIB akan senantiasa menyediakan pendanaan bagi anggotanya, untuk menyokong program tanggap darurat dan distribusi vaksinasi di seluruh wilayah," tambah Keicho.
Dana bantuan ini merupakan bagian dari Fasilitas Pemulihan Krisis Covid-19 AIIB yang dimulai pada 2020 lalu guna menyediakan pendanaan bagi sektor publik dan swasta yang tengah menghadapi dampak negatif akibat pandemi.
Ini merupakan pendanaan ketiga yang disalurkan oleh AIIB kepada pemerintah Indonesia di bawah Fasilitas Pemulihan Krisis Covid-19, senilai total US$1,5 miliar.
Sebelumnya, Dewan Direksi AIIB telah menyetujui pinjaman senilai US$750 juta pada Mei 2020 untuk mendukung pemerintah dalam menanggulangi dampak sosial dan ekonomi dari covid-19. Selain itu, pinjaman senilai US$250 juta pada Juni 2020 untuk mendukung program tanggap darurat terhadap pandemi di Indonesia.
"Dampak dari pandemi covid-19 membutuhkan upaya dan dukungan terpadu dari mitra kami, dalam hal ini AIIB dan Bank Dunia, untuk meningkatkan kapasitas sektor kesehatan di Indonesia, menguatkan kesiapan tanggap darurat, serta melindungi kelompok rentan. Dana tambahan untuk sistem kesehatan menjadi sangat krusial demi melindungi masyarakat dan membantu pemulihan sektor produktif, serta memungkinkan bangkitnya sistem ekonomi dan sosial masyarakat," jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Pemerintah Indonesia telah menyertakan vaksinasi covid-19 sebagai salah satu intervensi utama dalam strategi nasional untuk pemulihan ekonomi. Berdasarkan rencana cakupan dan pembelian vaksin, vaksinasi terhadap para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan menjadi prioritas utama vaksinasi, dan telah rampung pada Februari 2021.
Fase berikutnya yang saat ini tengah berjalan, meliputi vaksinasi bagi lansia dan petugas layanan masyarakat. Otoritas regulasi nasional telah menyetujui penggunaan vaksin yang tersedia bagi kelompok lansia dan masyarakat yang memiliki penyakit komorbid, dengan pengawasan ketat.