Risma Buat Aplikasi Agar Bansos Tak Dibelikan Rokok dan Miras

CNN Indonesia
Senin, 26 Jul 2021 18:41 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini akan meluncurkan aplikasi penyaluran dan belanja bansos kepada masyarakat pada 17 Agustus mendatang.
Menteri Sosial Tri Rismaharini akan meluncurkan aplikasi penyaluran dan belanja bansos kepada masyarakat pada 17 Agustus mendatang.(dok. KEMENSOS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Sosial Tri Rismaharini akan meluncurkan aplikasi penyaluran dan belanja bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat pada 17 Agustus mendatang. Aplikasi ini sengaja dibuat untuk mencegah potensi korupsi hingga ketidaktepatan sasaran penyaluran bansos.

"Mudah-mudahan kita bisa launching 17 Agustus nanti," kata Risma, sapaan akrabnya, saat konferensi pers virtual, Senin (26/7).

Risma menjelaskan aplikasi ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Sosial dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan beberapa perusahaan fintech serta e-commerce. Mekanismenya, aplikasi ini bisa digunakan penerima bansos untuk membelanjakan uang tunai yang mereka terima dari pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi nanti belanja bisa dimana saja, bukan di e-waroeng saja, tinggal gunakan fitur itu (di aplikasi)," jelasnya.

Risma memastikan aplikasi ini akan bisa digunakan di seluruh daerah di Indonesia melalui tahap penyesuaian di masing-masing daerah. Bahkan, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk penerima bansos yang memiliki ponsel dengan fitur terbatas.

"Meski hp-nya masih jadul pun," imbuhnya.

Selain untuk penyaluran dan belanja, Risma mengatakan aplikasi ini akan memiliki fitur yang bisa membatasi penggunaan uang bansos penerimanya. Nantinya, uang bansos akan dibatasi hanya untuk belanja barang kebutuhan pokok saja.

"Jadi sesuai perintah Presiden agar tidak ada belanja rokok, tidak ada belanja untuk miras, maka dengan dengan fitur itu, kami bisa membatasi untuk belanja, karena tidak bisa belanja, jika pembayarannya digunakan untuk membeli miras atau rokok," katanya.

Selain menggunakan aplikasi, Risma mengungkapkan kementeriannya telah menyiapkan juga dua jurus lain untuk menghindari korupsi bansos tunai. Pertama, dengan perbaikan kualitas data yang lebih akuntabel.

"Pertama, kami sinkronkan data di Kemensos lalu kami padankan dengan data kependudukan," terangnya.

Hal ini juga bertujuan agar tidak ada data penerima ganda. Kedua, Risma memperbaiki mekanisme penyaluran bansos yang prosesnya diklaim sudah dilakukan sejak Januari 2021.

"Jadi kami salurkan dalam bentuk transfer uang ke bank dan warga dapat ambil dari bank. Kalau beras oleh Bulog, langsung dikirim ke rumah penerima manfaat, jadi tidak melalui Kemensos, langsung ke keluarga penerima manfaat," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER