Jurus Menkes Penuhi Kebutuhan Oksigen dan Vaksin di RI

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jul 2021 08:46 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jurus pemenuhan kebutuhan oksigen dan vaksin covid-19 di dalam negeri.(Muchlis - Biro Pers).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jurus pemenuhan kebutuhan oksigen dan vaksin covid-19 di dalam negeri.

Untuk oksigen, Budi mengatakan sebagian kebutuhan akan ditutup oleh produksi di dalam negeri, di mana produksi saat ini berkisar 1.700 ton per hari dari kebutuhan mencapai 2.500 ton per hari. Sisanya, ditutup dari impor oksigen konsentrator.

"Setiap 1.000 oksigen konsentrator bisa memproduksi sekitar 20 ton per hari. Ini kebetulan sudah ada donasi 17 ribu dan sudah mulai berdatangan. Kami rencana sudah beli 20 ribu unit yang nanti akan kami distribusikan ke seluruh rumah sakit dengan tempat isolasi agar orang yang membutuhkan oksigen, yang positif, bisa menghirup oksigen yang dihasilkan oleh oksigen konsentrator ini," ujar Budi saat konferensi pers virtual, Senin (26/7).

Budi mengatakan oksigen konsentrator ini sengaja digunakan karena bisa menutup kebutuhan dengan cepat. Oksigen konsentrator ini biasanya bisa langsung dipasang di rumah dan rumah sakit selama ada aliran listrik.

Selain itu, pemanfaatan oksigen konsentrator juga bisa mengurangi kebutuhan oksigen dalam tabung besar. Dengan begitu, pemerintah bisa memangkas biaya transportasi dan logistik yang tinggi.

"Kami juga menghilangkan kebutuhan pabrik-pabrik oksigen yang besar yang harus kita bangun dengan cepat," imbuhnya.

Tak cuma dengan oksigen konsentrator, pemerintah juga akan memanfaatkan oksigen liquid atau cair. Khususnya untuk ruang ICU di rumah sakit yang kebutuhan oksigennya tinggi.

"Jadi kekurangannya akan kami dapat dengan memanfaatkan extra capacity dari pabrik oksigen yang ada di Indonesia maupun extra capacity dari pabrik industri lain yang memproduksi oksigen, misalnya pabrik baja, smelter, nikel, pupuk, mereka juga memproduksi oksigen di dalam negeri. Itu yang nanti akan kami tarik dan akan kami distribusikan ke seluruh provinsi," terangnya.

Ia berharap pemenuhan kebutuhan oksigen dari oksigen liquid ini bisa segera didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Sisanya, Indonesia mengandalkan oksigen dari bantuan negara tetangga dan sejumlah lembaga internasional.

Sementara untuk vaksin, Budi mengatakan pemerintah masih memenuhinya dari impor vaksin jadi maupun bahan baku. Per Juni 2021, total vaksin yang sudah ada di Indonesia mencapai 70 juta dosis.

Dari jumlah itu, sekitar 63 juta vaksin sudah disuntikkan, rinciannya 44,9 juta vaksin untuk dosis pertama dan 18,3 juta vaksin untuk dosis kedua. Secara total, pemerintah Indonesia menerima 30 juta dosis vaksin pada Juli dan 45 juta dosis pada Agustus 2021.

"Sementara sekarang sampai akhir Juli akan datang 8 juta vaksin Sinovac dan 4 juta vaksin AstraZeneca, jadi 12 juta akan datang mulai tanggal 25-31 Juli 2021," ucapnya.

Sedangkan 45 juta vaksin lain pada Agustus merupakan vaksin Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer. Ia memastikan distribusi vaksin akan dibagikan berbasis prioritas ke beberapa provinsi dengan jumlah kasus tinggi.

"Provinsi yang kasus aktif tinggi, akan kita berikan lebih banyak, yang tinggi Banten, DKI, Jabar, Jatim, Yogya, itu yang paling tinggi dan Bali, karena kemungkinan terkenanya banyak dan masuk rumah sakitnya banyak, dan yang wafatnya masih banyak, provinsi-provinsi itu akan mendapatkan prioritas," pungkasnya.



(uli/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK