Indogen Capital, perusahaan modal ventura, akan menarik aliran investasi dari Jepang ke sektor digital Indonesia. Rencana ini muncul sejalan kerja sama investasi dengan Striders Corporation, perusahaan asal Jepang melalui anak usahanya, Striders Global Investment Pte Ltd.
Managing Partner Indogen Capital Chandra Firmanto mengatakan kerja sama dengan Striders memiliki potensi besar untuk menggaet investasi dari negeri sakura karena perusahaan tersebut memiliki jaringan yang kuat untuk investasi Jepang dan Asia Timur.
Sementara, Indonesia dinilainya tengah membutuhkan aliran investasi yang besar untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investasi merupakan instrumen strategis untuk merespons tantangan pandemi, terutama untuk membantu melindungi masyarakat dan dunia usaha dalam menghadapi covid-19. Ini sangat mendukung kehadiran investasi asing dalam masa pandemi ini," ungkap Chandra dalam keterangan resmi, Senin (2/8).
Selain untuk membantu pemulihan ekonomi nasional, ia menilai aliran investasi ke sektor digital juga diperlukan untuk memperluas adopsi digital bagi masyarakat Indonesia. Khususnya di luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Vice President Indogen Capital Kevin Chandra menambahkan potensi investasi dari Jepang juga akan bermanfaat bagi pengembangan berbagai perusahaan rintisan (start up) di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Dengan kemitraan yang lebih solid, Indogen-Striders berharap ke depannya akan lebih mempermudah masuknya jalur investasi dari Jepang ke dalam ekosistem ekonomi digital di Asia Tenggara," kata Kevin.
Sementara itu, Director Striders Global Investment Nelaka Haturusinha ingin kerja sama ini bisa memperkuat hubungan bilateral bagi kedua negara. President dan CEO Striders Corporation Ryotaro Hayakawa menilai kerja sama bisa menjadi kesempatan bagi Ri untuk mengembangkan potensi pasar sekaligus pelaku ekonomi digital.
"Ini mendukung ekosistem startup digital dengan memanfaatkan dan memaksimalkan potensi akar budaya lokal di seluruh wilayah Indonesia yang beragam sebagai sektor kawasan strategis Asia Tenggara," terang Ryotaro.
Kendati begitu, belum ada pembahasan mengenai target investasi digital yang diharapkan oleh kedua perusahaan. Sebab, proses perencanaan masih terus dikomunikasikan.