Kas Macet, Produsen Sariayu Martha Tilaar Jual Aset Rp180 M

CNN Indonesia
Kamis, 05 Agu 2021 08:18 WIB
Martina Berto, produsen produk kecantikan bermerek Sariayu Martha Tilaar menjual aset Rp180 miliar karena kas sedang terganggu dan terlilit utang. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Martina Berto Tbk, perusahaan yang pernah memproduksi sejumlah produk kecantikan, salah satunya Sariayu Martha Tilaar menjual sejumlah asetnya. Beberapa aset yang dijual tersebut, antara lain tanah seluas 94.352 meter persegi, bangunan seluas 4.839 meter persegi, mesin, perlengkapan bangunan, perlengkapan laboratorium, dan perlengkapan kantor.

Hal ini disampaikan manajemen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengutip dokumen tersebut, Kamis (5/8), manajemen menjual asetnya yang berada di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan dan Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Manajemen menjelaskan seluruh aset yang dijual dengan nilai Rp180 miliar atau setara 33,34 persen atas ekuitas perusahaan per 30 Juni 2021.

Penjualan aset dilakukan karena arus kas perusahaan sedang terganggu. Penjualan perusahaan menurun lantaran tak dapat memenuhi pesanan konsumen.

"Untuk dapat memenuhi pesanan, perusahaan membutuhkan tambahan likuiditas terutama untuk melakukan pembayaran utang kepada supplier yang akan jatuh tempo," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi di BEI.

Sementara, perusahaan tak dapat menambah utang di bank. Pasalnya, beban bunga bank saat ini sudah tinggi dan berpotensi membebani arus kas perusahaan.

"Diharapkan dengan dilakukannya rencana transaksi material dapat memperbaiki kinerja untuk perusahaan," tulis manajemen.

Manajemen mengatakan sudah ada calon pembeli dari penjualan asetnya, yakni PT Kosmetika Global Indonesia (KGI). Perusahaan itu bergerak di bidang perdagangan kosmetik, seperti skincare.

Sebagai informasi, Martina Berto membukukan penjualan sebesar Rp50,1 miliar pada kuartal I 2021. Angkanya turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp87,06 miliar.

Hal ini membuat perusahaan merugi sebesar Rp23,64 miliar pada kuartal I 2021. Namun, nilai kerugian itu menurun dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang mencapai Rp24,24 miliar.

(aud/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK