Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.360 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (9/8) sore. Posisi tersebut menguat 0,03 persen persen dibandingkan perdagangan sebelumnya yakni Rp14.365 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.378 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi sebelumnya yakni Rp14.369 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, yen Jepang turun 0,03 persen, dolar Singapura melemah 0,12 persen, dolar Taiwan turun 0,07 persen, dan won Korea Selatan jatuh 0,26 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, rupee India koreksi 0,02 persen, ringgit Malaysia berkurang 0,24 persen, dan bath Thailand melemah 0,07 persen. Sedangkan, yuan China dan peso Filipina berhasil menguat masing-masing 0,07 persen dan 0,28 persen.
Serupa, mayoritas mata uang di negara maju lesu di hadapan dolar AS. Kondisi ini ditunjukan oleh poundsterling Inggris melemah 0,05 persen, dolar Australia turun 0,13 persen, dan franc Swiss melemah 0,14 persen. Namun, dolar Kanada naik 0,03 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan rupiah berhasil penguatan rupiah sore ini ditopang oleh sejumlah faktor.
Pertama, aliran dana masuk ke dalam negeri cukup besar. Itu terjadi setelah pemerintah berhasil melelang surat utang negara (SUN) sebesar Rp107,8 triliun, atau lebih tinggi dari lelang sebelumnya yakni Rp95,6 triliun.
"Faktor rupiah masih sanggup menahan amukan dolar AS hari ini karena aliran dana masuk ke dalam negeri cukup besar untuk menopang rupiah," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Kedua, reaksi positif pasar atas pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 yakni 7,07 persen (yoy). Ketiga, reaksi positif pasar atas penurunan kasus covid-19 di dalam negeri belakangan ini.
"Mulai melandainya kasus covid-19 melalui PPKM level 4, khususnya wilayah Jawa-Bali," katanya.