AIIB Kucurkan Pinjaman Rp2,1 T Untuk Proyek Satelit Satria-1
Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menggelontorkan pinjaman senilai US$150 juta atau setara Rp2,1 triliun (kurs Rp14 ribu) untuk proyek Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1). Satelit ini dijadwalkan dapat diorbitkan pada kuartal III 2023 mendatang.
Proyek diharapkan dapat mengkoneksikan 45 juta masyarakat Indonesia di daerah 3T atau tertinggal, terpencil, dan terdalam yang belum memiliki akses internet.
"Komitmen pendanaan dari AIIB (untuk proyek Satria-1) US$150 juta," kata Principal Investment Officer AIIB Asim Rana pada media briefing daring, Kamis (12/8).
Proyek tersebut merupakan kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU. Melansir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), secara total modal atau capital expenditure proyek ini sebesar US$545 juta atau setara dengan Rp7,68 triliun.
Selain AIIB, pemerintah juga mendapat pinjaman komersial oleh The Korea Development Bank (KDB). Kemudian proyek juga disokong oleh sindikasi dari BPI France atau Bank Kredit Ekspor Perancis, Banco Santander, HSBC Continental Europe, dan KDB.
Menteri Kominfo Johnny Plate mengatakan satelit SATRIA-1 akan menyediakan akses internet di 150 ribu titik layanan publik dari total 501.112 titik yang di daerah 3T yang belum memiliki akses internet.
Dari total 150 ribu titik tersebut, 3.700 di antaranya merupakan fasilitas kesehatan, 93.900 sekolah/pesantren, 47.900 kantor desa/kelurahan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya.
Adapun keseluruhan kapasitas transmisi satelit sebesar 150 gigabytes per second (Gbps). Artinya, setiap titik akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sebesar 1 megabytes per detik.
"Saya berharap pada akhir 2023 nanti satelit tersebut dapat dikirim atau ditempatkan di orbit dan berfungsi komersial untuk membantu publik Indonesia," tandasnya.