IMF Tahan Dana Rp6 T untuk Afghanistan Usai Dikuasai Taliban

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 11:42 WIB
IMF menegaskan tidak akan mengeluarkan dana US$450 juta atau Rp6,49 triliun yang dijadwalkan akan dikirim ke Afghanistan pekan depan.
IMF menegaskan tidak akan mengeluarkan dana US$450 juta yang dijadwalkan akan dikirim ke Afghanistan pekan depan.(REUTERS/JOHANNA GERON).
Jakarta, CNN Indonesia --

Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan tidak akan mencairkan dana US$450 juta atau Rp6,49 triliun (kurs Rp14.412 per dolar AS) yang dijadwalkan akan dikirim ke Afghanistan pekan depan.

Dilansir dari CNN Business, langkah itu dilakukan setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat dan anggota Kongres dari Partai Republik menyuarakan keprihatinan atas pelepasan dana usai pemerintahan Afghanistan yang didukung AS digulingkan oleh Taliban.

Dalam sebuah pernyataan, IMF mengatakan Afghanistan tidak dapat mengakses dana yang dikenal sebagai Hak Penarikan Khusus atau SDR karena belum adanya pengakuan pemerintah Afghanistan di mata internasional usai diambil alih oleh Taliban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SDR dapat ditukar dengan dolar AS, euro, yen, yuan Yuan, dan poundsterling. Nilai SDR ditetapkan setiap hari berdasarkan sekeranjang mata uang.

Sebelumnya, sumber Departemen Keuangan mengatakan kepada CNN Business bahwa Departemen Keuangan mengambil langkah-langkah untuk mencegah Taliban mengakses dana IMF.

Lebih dari selusin anggota parlemen GOP menulis surat kepada Menteri Keuangan Janet Yellen mengungkapkan kekhawatiran tentang bagaimana IMF dijadwalkan untuk mengirim hampir setengah miliar dolar dalam likuiditas tanpa syarat ke rezim yang memiliki sejarah mendukung aksi teroris terhadap Amerika Serikat dan negaranya.

Biasanya, ketika ada perselisihan tentang siapa yang berkuasa di negara yang akan menerima SDR, IMF melakukan polling kepada anggotanya tentang bagaimana melanjutkannya. Pada 2019, IMF memotong Venezuela dari US$400 juta uang tunai yang disimpan di dana tersebut setelah mayoritas anggotanya menolak untuk mengakui pemerintah Nicolas Maduro.

[Gambas:Video CNN]



(age/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER