Lusiana mengatakan masyarakat harus memperhatikan poin-poin yang ditawarkan sebelum mengikuti arisan, khususnya arisan online. Selain itu, masyarakat juga harus paham mekanisme arisan yang hendak diikuti.
Menurut Lusiana, jika ada iming-iming imbal hasil besar dengan nominal selangit ditambah bonus, maka bisa dibilang ciri-ciri investasi bodong.
"Untuk online, apalagi yang beranggotakan member yang tidak saling kenal, diberi iming-iming imbal hasil besar dengan nominal tidak masuk akal, bonus, dalam jangka waktu singkat, itu sudah jelas menunjukkan investasi bodong," jelas Lusiana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika masyarakat menemukan penawaran seperti itu, maka sudah bisa dipastikan arisan tersebut tidak aman. Jadi, masyarakat sebaiknya menghindari jenis arisan seperti itu.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Cara Jaga Dompet Tetap Sehat di Masa PPKM Darurat |
Sementara, Andi menyarankan masyarakat membayar arisan dengan uang 'me time' atau 'uang dingin'. Artinya, jangan sampai dana yang dialokasikan masuk ke pos tabungan dan investasi justru digunakan membayar iuran arisan.
"Jadi yang dipakai uang me time, uang senang-senang," kata Andi.
Pasalnya, uang arisan biasanya akan disimpan dalam waktu lama sesuai jangka waktu yang disepakati. Jika masyarakat menggunakan dana yang seharusnya diinvestasikan untuk membayar arisan, maka akan rugi.
Misalnya, uang arisan disimpan dalam waktu 12 bulan atau satu tahun. Uang tersebut tak akan berbunga karena hanya disimpan oleh bendahara arisan.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 5 Tips Aman Utang ke Pinjol |
Berbeda jika uang tersebut diinvestasikan dalam waktu setahun. Masyarakat berpotensi meraup keuntungan karena mendapatkan imbal hasil.
Selain itu, Andi juga mengingatkan masyarakat untuk tak menggunakan dana kebutuhan sehari-hari atau sering disebut 'uang panas' untuk membayar iuran arisan. Masyarakat juga sebaiknya jangan menggunakan dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek untuk membayar arisan.
Ia menambahkan uang 'me time' idealnya dialokasikan 10 persen dari total pendapatan per bulan. Sebagai contoh, A mendapatkan gaji Rp10 juta setiap bulannya.
Jadi, A bisa menggunakan dana sekitar Rp1 juta untuk senang-senang. Dari dana tersebut, A bisa menggunakan untuk arisan atau hal-hal senang lainnya seperti menonton bioskop, jajan, atau ke salon.
"Intinya jangan sampai mengambil pos anggaran lain untuk bayar arisan," pungkas Andi.