Tips Hindari Jebakan Investasi Bodong Berkedok Arisan Online
Dugaan penipuan arisan online kembali terjadi. Kali ini, ratusan warga di Kota Salatiga, Jawa Tengah yang menjadi korban.
Arisan online ini menggunakan sistem reseller. Setiap reseller membawahi 10 anggota, di mana setiap anggota menyetor uang arisan dengan nilai beragam dari Rp1 juta hingga Rp10 juta.
Alhasil, nilai kerugian dari arisan online ini diduga mencapai miliaran rupiah. Korban arisan online ini sudah melaporkan dugaan penipuan ke Polres Salatiga dan Polda Jawa Tengah.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Ubah PHK Jadi Berkah Lewat Usaha |
Lantas, sebenarnya bagaimana cara memilih arisan yang tepat agar tak terjebak mulut manis oknum penipu?
1. Ingat Tujuan Arisan
Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam Lumban Tobing mengatakan tujuan arisan adalah silaturahmi antara teman, rekan kerja, keluarga, atau komunitas tertentu. Dengan arisan, maka ada jadwal pertemuan minimal satu bulan sekali.
"Arisan itu hanya sarana silaturahmi sebenarnya," ucap Tongam kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/8).
Jadi, jangan berpikir bahwa arisan itu seperti sarana untuk menyimpan uang atau bahkan ladang berinvestasi. Arisan biasanya ajang untuk berkumpul, bertukar cerita, mengetahui kabar teman atau keluarga.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Menimbang-nimbang Biaya Umrah di Tengah Pandemi |
Lalu, uang yang dikumpulkan dari arisan biasanya untuk seru-seruan semata. Hal ini agar peserta tetap datang arisan dan silaturahmi pun terjalin.
"Namun bisa juga untuk membantu teman-teman peserta arisan untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu," terang Tongam.
Sementara, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan tujuan arisan sejatinya memang untuk silaturahmi dan bersosialisasi. Namun, beberapa orang ada yang memanfaatkan arisan untuk memasarkan bisnisnya.
"Ada juga mungkin yang memang butuh untuk bisnisnya, karena kan arisan jadi banyak kenal orang dan bisa prospek bisnisnya," kata Andi.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Bijak Pakai BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta |
Tapi, apapun itu jangan sampai masyarakat menjadikan arisan sebagai tempat untuk berinvestasi. Pasalnya, dana yang akan didapat tak akan lebih dari nominal yang dibayar setiap bulan.
2. Logis
Selain tentukan tujuan arisan, masyarakat juga harus logis. Jangan sampai terjebak dengan iming-iming keuntungan selangit jika ikut suatu arisan.
"Logis artinya rasional, tidak mungkin orang memberikan uang banyak ke kita, padahal kita hanya sektor lebih sedikit," ujar Tongam.
Sependapat, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Lusiana Darmawan mengatakan arisan seperti kegiatan menyetor sejumlah dana secara rutin dalam jangka waktu yang telah disepakati, sehingga tak ada imbal hasil.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Atur Keuangan Jika PPKM Darurat Diperpanjang |
"Keuntungan bagi yang menerima duluan hanya dari segi waktu bisa menikmati sejumlah dana lebih dulu, tapi kewajiban tetap jalan. Ibaratnya seperti meminjam tanpa bunga untuk menang undian di awal atau menabung tanpa imbal hasil untuk terima di akhir," papar Lusiana.
Artinya, masyarakat harus logis. Tak pernah ada cerita orang mendapatkan keuntungan secara nominal dengan mengikuti arisan, baik konvensional maupun online.
Ia mengatakan berinvestasi hanya bisa dilakukan lewat lembaga keuangan bank atau non bank yang resmi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara, masyarakat bisa membuka rekening tabungan di bank jika niatnya ingin menabung.
"Saya tidak menyarankan untuk ikut arisan online maupun fisik kalau tujuannya untuk menabung apalagi investasi," jelas Lusiana.
Cek tips menghindari investasi bodong berkedok arisan online pada halaman selanjutnya.