Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan target ekonomi jangka menengah Indonesia sulit tercapai. Pasalnya, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di area 5 persen.
Suharso menjelaskan target ekonomi jangka menengah ini selalu meleset sejak 1998 silam. Ia mengakui rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang sudah susun tak pernah mencapai target.
"Selama ini sasaran jangka menengah ekonomi kita sulit tercapai sebab pertumbuhan ekonomi kita stagnan di 5 persen, dan setiap lima tahun sejak 98, dan RPJMN 2005-2009, 2010-2014 dan 2015-2019 relatif bermain di 5 persen,," ungkap Suharso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (30/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan ekonomi Indonesia selalu tumbuh di bawah area potensialnya sejak 2014. Hal ini berpotensi kembali terjadi selama pandemi covid-19 masih merebak di dalam negeri.
"Pemulihan ekonomi Indonesia belum optimal karena masih fokus pada penanganan pandemi, sehingga masih terdapat recovery gap yang lebar," jelas Suharso.
Namun, jika ada intervensi kebijakan yang tepat, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak sesuai prediksi. Bappenas menyebut pertumbuhan ekonomi potensial Indonesia sepanjang 2022-2045 mencapai 6,3 persen.
Sementara, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5 persen. Kemudian, tahun depan pemerintah memproyeksi ekonomi berada dalam rentang 5 persen-5,5 persen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan masih mewaspadai perkembangan covid-19 yang masih sangat dinamis. Selain itu, ia menuturkan ketidakpastian global dan domestik dapat menyumbang risiko bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.
Untuk itu, pemerintah akan menggunakan seluruh sumber daya, analisis ilmiah, dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan pandemi, sehingga pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga serta dipercepat.