Dua perusahaan pengiriman uang asal AS, Western Union dan MoneyGram, kembali melayani transfer uang ke Afghanistan. Layanan tersebut dibuka di tengah masalah ekonomi yang membelit negara yang telah diduduki oleh Taliban itu.
"Western Union dengan senang hati membuka kembali layanan pengiriman uang ke Afghanistan mulai 2 September. Pelanggan kami dapat mengirimkan uang lagi kepada orang yang dicintainya sekarang," ujar juru bicara Western Union, mengutip AFP, Jumat (3/9).
Western Union akan melayani pengiriman uang dalam bentuk dolar AS maupun afghans Afghanistan melalui 7 bank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Hingga saat ini, mereka menjamin likuiditas perbankan yang baik serta jumlah cabang terus bertambah dan akan terus bertambah setiap harinya.
Sementara, MoneyGram menyatakan akan membuka layanannya pada hari ini, Jumat (3/9), setelah mendapatkan arahan dari Pemerintah AS dan koordinasi dengan beberapa mitra termasuk Asosiasi Perbankan Afghanistan.
MoneyGram mengungkapkan rasa syukur atas pembukaan kembali bisnisnya untuk menolong dan membantu orang-orang di Afghanistan.
Pengiriman uang ke Afghanistan merupakan hal yang krusial untuk menolong ekonomi negara yang miskin. Pada 2020 lalu, jumlah pengiriman uang ke Afghanistan telah mencapai 4 persen dari total PDB, yakni sekitar US$789 juta.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengumumkan penundaan bantuan ke Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa. Namun, Chief Compliance Office Western Union Tyler Hand menyatakan pengiriman uang ke Afghanistan tidak melanggar peraturan yang ada di AS.
"Kami secara aktif telah berdialog dengan Pemerintah AS sejak penundaan bantuan tersebut, yang mana menjadi kegiatan kemanusiaan seperti pengiriman uang," tutur Tyler.
Sebagai informasi, kelompok islam fundamentalis Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada 15 Agustus 2021. Ini merupakan pendudukan kedua kalinya, setelah Taliban berkuasa pada 1996-2001.
Kini Taliban diperkirakan membentuk pemerintahan barunya dalam waktu dekat.