Philippine Airlines Ajukan Pailit

CNN Indonesia
Sabtu, 04 Sep 2021 16:05 WIB
Maskapai penerbangan Filipina Philippine Airlines (PAS) mengajukan pailit sebagai upaya untuk bertahan di tengah pandemi. Ilustrasi. (iStockphoto/raksyBH).
Jakarta, CNN Indonesia --

Maskapai penerbangan Filipina, Philippine Airlines (PAL) mengajukan pailit di Amerika Serikat (AS) guna memangkas utang US$2 miliar atau sekitar Rp28,5 triliun (asumsi kurs Rp14.262 per dolar AS).

Tindakan ini dilakukan karena maskapai tersebut mencoba mempertahankan perusahaan yang dihantam pandemi covid-19.

Menurut maskapai penerbangan nasional Filipina itu pengajuan ini akan membuka peluang untuk melakukan restrukturisasi kontrak dan memotong utang. Perusahaan juga akan mendapatkan US$655 juta (sekitar Rp9,3 triliun) modal baru.

Selain itu, PAL juga akan mengurangi jumlah armadanya hingga 25 persen. Maskapai ini juga akan melakukan negosiasi ulang kontrak agar biaya sewa berkurang.

"Philippine Airlines akan melanjutkan operasi bisnis seperti biasa sambil menyelesaikan restrukturisasi jaringan, armada, dan organisasi kami," kata Wakil Presiden Senior dan Kepala Keuangan Nilo Thaddeus Rodriguez dalam sebuah pesan video, sebagaimana dikutip dari AFP, Sabtu (4/9).

Rodriguez juga menyebut bahwa PAL akan mengamankan US$505 juta (sekitar Rp7,19 triliun) untuk melaksanakan pemulihan.

Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan yang diteken PAL dengan pemasok, pemberi pinjaman, dan lessor.

Selain itu, kata Rodriguez, maskapai ini juga akan mendapatkan US$150 juta (sekitar Rp2,13 triliun)  dalam pendanaan utang setelah proses restrukturisasi berjalan dalam beberapa bulan.

Pada kesempatan yang sama, Presiden PAL Gilbert Santa Maria menyebut bahwa perjalanan udara di Filipina turun 75 persen dari sekitar 30 juta penumpang pada 2019 menjadi 7 juta penumpang pada tahun lalu.

Kemerosotan ini, menurut Santa Maria disebabkan karena pembatasan akibat covid-19.

Menurut Santa Maria, pihaknya membatalkan lebih dari 80 ribu penerbangan, kehilangan pendapatan US$2 miliar, dan memecat 2.300 karyawan.

Selain itu, pemegang saham utama maskapai ini juga telah menyuntikkan dana darurat hingga lebih dari US$130 juta (sekitar Rp1,85 triliun) dan aset non strategis yang dijual dengan harga lebih dari US$70 juta (sekitar Rp997,6 miliar).

Saat ini, sambung Santa Maria, PAL hanya mengoperasikan 21 persen penerbangan dari 70 persen penerbangan dengan tujuan normal pada masa sebelum pandemi.



(iam/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK