Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) US$144,8 miliar pada akhir September 2021. Angka cadev naik 5,5 persen dari posisi akhir Juli, US$137,3 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor.
Selain itu, posisi cadev tersebut setara 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, di atas standar kecukupan internasional 3 bulan impor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Erwin dalam keterangan resmi, Selasa (7/9).
Ia menerangkan peningkatan posisi cadangan devisa pada September 2021 terutama karena tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR) sebesar 4,46 miliar SDR atau setara US$6,31 miliar yang diterima Indonesia dari IMF.
Sebagai catatan, tahun ini, IMF menambah alokasi SDR dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing. Alokasi SDR itu didistribusikan ke negara anggota IMF tanpa biaya.
"Hal itu untuk untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi pandemi covid-19, membangun kepercayaan ekonomi, dan juga untuk mendukung cadangan devisa global," ujarnya.
Ke depan, sambung Erwin, bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai.
Kondisi itu didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.