PPKM Dilonggarkan, Rupiah Berotot Rp14.212 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.212 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (7/9) sore. Posisi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen dari Rp14.222 persen pada Senin (6/9).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.195 per dolar AS atau menguat dari Rp14.239 per dolar AS pada Senin kemarin.
Di kawasan Asia, rupiah hanya menguat bersama dolar Hong Kong 0,01 persen. Sedangkan mata uang lain terperosok ke zona merah.
Lihat Juga : |
Rupee India melemah 0,44 persen, baht Thailand minus 0,43 persen, ringgit Malaysia minus 0,22 persen, peso Filipina minus 0,13 persen, won Korea Selatan minus 0,12 persen, yen Jepang minus 0,1 persen, dolar Singapura minus 0,08 persen, dan yuan China minus 0,03 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju yang kompak melemah dari dolar AS. Hanya franc Swiss yang stagnan.
Sisanya, rubel Rusia melemah 0,39 persen, dolar Australia minus 0,38 persen, dolar Kanada minus 0,22 persen, poundsterling Inggris minus 0,17 persen, dan euro Eropa minus 0,01 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menilai penguatan rupiah terjadi karena jumah kasus positif covid-19 di Indonesia menurun dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin kemarin, jumlah penambahan kasus baru sebanyak 4.413 orang.
Selain itu, pasar menyambut kebijakan PPKM terbaru. Pemerintah telah melonggarkan kebijakan PPKM di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali, meski aturan ini tetap diperpanjang, masing-masing pada 7-13 September 2021 dan 7-20 September 2021.
"Ada efek kebijakan PPKM terbaru yang lebih longgar," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari luar, Lukman mengatakan indeks dolar AS sejatinya masih cukup lemah usai rilis data ketenagakerjaan AS yang belum sesuai ekspektasi pasar.