Volatilitas bitcoin melesu pada perdagangan Rabu (9/9), waktu setempat. Harga bitcoin melemah sehari setelah El Salvador meresmikan bitcoin menjadi alat pembayaran sah.
Namun, selain kondisi di El Salvador, bitcoin anjlok pun disebabkan ancaman Amerika Serikat terhadap perusahaan perantara jual beli kripto di AS, Coinbase Global Inc.
Dikutip dari Antara, ancaman ini akan membuat jalan yang sulit untuk mata uang kripto ke depannya. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) memberikan wells notice atau pemberitahuan resmi dari SEC bahwa lembaga tersebut berencana melakukan tindakan penegakan hukum terhadap Coinbase.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini mengindikasikan regulator AS akan menuntut jika bursa kripto itu melanjutkan peluncuran produk pinjaman) berbunga untuk aset kripto.
Ketua SEC Gary Gensler menyebut alam semesta kripto sebagai 'Wild West' yang penuh dengan penipuan dan risiko investor.
Coinbase mengatakan akan menunda peluncuran hingga setidaknya Oktober. Saham Coinbase ditutup turun 3,2 persen pada US$258,20 per koin.
Coinbase bukan satu-satunya platform mata uang kripto yang berada di bawah pengawasan peraturan. Beberapa negara bagian telah menindak BlockFi.
"Ini adalah bagian dari tekanan balik regulasi yang lebih luas pada kripto. Seperti yang telah lama kami perdebatkan, kripto harus diatur sama dengan produk tradisional yang coba direplikasi atau diganti," kata Analis Cowen Inc Jaret Seiberg.
Perdagangan Bitcoin lesu setelah mata uang kripto itu mengalami kerugian terberatnya dalam 2,5 bulan pada Selasa (7/9). Mata uang digital itu anjlok sebanyak 18,6 persen, menghapus lebih dari US$180 miliar dari kapitalisasi pasar.
Terakhir, Bitcoin jatuh 1,64 persen menjadi US$46.095,97 per koin.