Inggris Tunda Implementasi Kontrol Perdagangan Usai Brexit

CNN Indonesia
Rabu, 15 Sep 2021 10:36 WIB
Inggris akan menunda implementasi beberapa kebijakan usai hengkang dari Uni Eropa (EU). Penundaan ini dilakukan setelah beberapa sektor bisnis tertekan pandemi.
Inggris akan menunda implementasi beberapa kebijakan usai hengkang dari Uni Eropa (EU). Penundaan ini dilakukan setelah beberapa sektor bisnis tertekan pandemi. Ilustrasi. (Foto: Wikipedia).
Jakarta, CNN Indonesia --

Inggris mengumumkan akan menunda implementasi beberapa kebijakan usai hengkang dari Uni Eropa (EU). Penundaan ini merupakan kedua kalinya, setelah beberapa sektor bisnis mengalami tekanan karena pandemi dan terbatasnya rantai pasokan.

Seharusnya Inggris telah keluar dari pasar bebas Uni Eropa sejak tahun lalu. Namun langkah Inggris tidak semulus dengan apa yang dilakukan Belgia dengan langsung memberlakukan kontrol perbatasan.

Inggris telah menunda kebijakan ini selama lebih dari 6 bulan dan kini akan menunda deklarasi dan kontrol perbatasannya pada 1 Januari 2022. Deklarasi keamanan akan diumumkan selanjutnya pada 1 Juli 2022.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Urusan Brexit David Frost menginginkan agar pelaku usaha fokus dalam memulihkan usahanya dari pandemi dibandingkan mengurus perizinan di perbatasan. Ini menjadi alasan bagi Inggris untuk menunda kontrol atas perbatasannya.

"Kini bisnis akan memiliki waktu lebih untuk mempersiapkan kontrol perbatasan ini hingga 2022," ujar David dikutip Reuters.com, Selasa (14/9).

Sektor industri, logistik, dan bea cukai juga mengatakan infrastruktur pemerintah belum siap untuk memberlakukan aturan terkait Brexit tersebut.

Tahun lalu, Inggris secara resmi telah berpisah dengan perserikatan negara-negara Eropa. Bagi sektor bisnis, kebijakan ini secara otomatis mengeluarkan Inggris dari pasar tunggal dan serikat pabean Uni Eropa.

Sehingga barang yang masuk dan keluar dari Inggris akan dikenakan tarif bea cukai. Tidak hanya itu, Brexit turut memberikan dampak terhadap sektor lainnya seperti komunikasi, mobilitas penduduk, hingga paspor.

[Gambas:Video CNN]



(fry/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER