Anjloknya harga telur akhir-akhir ini menjadi polemik hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus turun tangan. Ia menginstruksikan anak buahnya memastikan para peternak mendapat pakan jagung seharga Rp4.500 per kg agar peternak rakyat tidak tercekik.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut polemik harga telur disebabkan oleh dua hal, yaitu kelebihan stok (oversupply) akibat PPKM yang diberlakukan sejak Juli lalu.
Di sisi lain, harga produksi yaitu pakan jagung selangit, di kisaran Rp6.000 per kg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebabnya oversupply, kalau oversupply masalahnya adalah turunnya permintaan. Sementara harga produksinya itu cukup tinggi gara-gara jagung di atas hampir Rp6.000-an," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/9).
Dalam menanggulangi polemik harga telur, menurut dia, adalah dengan memastikan peternak rakyat mendapat pakan jagung di harga acuan, yaitu Rp4.500 per kg.
Dari data Kementerian Perdagangan per 15 Agustus 2021, harga telur ayam ras nasional senilai Rp24.300 per kg dengan harga anjlok terparah di Provinsi Jawa Timur dn Yogyakarta di kisaran Rp18 ribu per kg.
Terpisah, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio menyatakan harga telur per hari ini, Kamis (16/9) masih anjlok.
Di level peternak wilayah Blitar ia mencatat harga telur di kisaran Rp14.500-Rp15 ribu per kg. Dari catatan dia, harga telur di level peternak wilayah Pulau Jawa tak jauh-jauh dari level Rp15 ribu per kg.
"Di peternak wilayah Blitar Rp14.500-15 ribu per kg," pungkasnya kepada CNNIndonesia.com.