Komisaris PT Kimia Farma Rahmat Hidayat Pulungan menanggapi soal keamanan produk dari pabrik PT Kimia Farma (Persero) Tbk, usai penangkapan karyawan perusahaan oleh Densus 88 karena diduga terlibat dengan aksi terorisme.
Rahmat mengaku telah melakukan pengecekan ke pabrik Kimia Farma di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Usai pengecekan, dia memastikan bahwa proses operasional di pabrik tersebut berlangsung dengan ketat. Sehingga, dia memastikan bahwa pabrik beroperasi sesuai prosedur standar cara pembuatan obat yang baik alias CPOB.
"Setiap 15 menit semua (produk) dicek fisik dan mutu. Jadi sulit untuk ada penyimpangan (dalam produk tersebut). Masuk ke fasilitas produksi ada protokol keamanan yang ketat, tidak diizinkan bawa apapun," kata Rahmat, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena semuanya dipastikan dalam pengawasan yang ketat. Diketahui, Densus 88 menangkap seorang karyawan Kimia Farma berinisial S,di Jalan Harkit Raya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, pekan lalu.
S ditengarai Densus 88 terlibat dalam jaringan Jamaah Islamiyah. Selain S, tim Densus 88 juga melakukan penangkapan terhadap tiga orang terduga teroris lain, yakni MEK di Bekasi, SH di Grogol Petamburan, Jakbar, dan Thoriquddin alias Abu Sursydan di Bekasi Utara.
Karyawan tersebut akhirnya dipecat oleh perusahaan.