Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan hasil penerbitan saham baru (rights issue) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencapai Rp41 triliun per awal pekan ini. Jumlah ini meningkat dari capaian sementara sebesar Rp27 triliun pada pekan lalu.
"Ini oversubscribed. Rights issue ini terbesar di Southeast Asia dan lima besar Asia. Ini benar-benar suatu momentum yang menunjukkan market Indonesia sangat dihargai sebagai market yang positif, apalagi dengan konsep holding ultra mikro BRI," ungkap Tiko, sapaan akrabnya saat rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (27/9).
Hasil rights issue BRI membuat bank BUMN itu berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp96 triliun untuk melaksanakan holding ultra mikro. Sebelumnya, bank spesialis kredit UMKM itu sudah mendapat pendanaan senilai Rp54,7 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dana itu didapat dari hasil pengalihan saham PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Pasalnya, kedua perusahaan pelat merah akan digabungkan ke BRI dalam holding ultra mikro.
"Jadi dengan rights issue BRI dilakukan secara penuh Rp96 triliun," imbuhnya.
Di sisi lain, Tiko menilai capaian rights issue bank pelat merah ini lantaran imbas positif dari isu gagal bayar dan krisis keuangan perusahaan properti raksasa China Evergrande. Isu tersebut menghiasi pasar saham pada pekan lalu.
"Kalau ada permasalahan ini (risiko gagal bayar Evergrande) justru equity di China ditinggalkan investor. Jadi mereka (investor) ini sedang cari barang-barang baru juga di kawasan dan Indonesia, makanya kemarin BRI itu sebenarnya dapat gain juga kemarin karena mereka (BRI) dapat alokasi portofolio," pungkasnya.