BPJS Ketenagakerjaan menjual kepemilikan di tiga saham mereka, yakni PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Michael Ridwan menyebut langkah itu dilakukan demi menindaklanjuti rekomendasi ambil untung (take profit) saham yang tidak ditransaksikan. Dari sana, ia mengungkapkan BPJS TK mendapat untung (capital gain) senilai Rp14,74 miliar.
Rinciannya, capital gain berasal dari KRAS senilai Rp11,91 miliar, untung dari ITMG sebesar Rp2,81 miliar, dan SIMP senilai Rp16,39 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia menyebut proses pencairan dana masih berlangsung mengingat besarnya kepemilikan BPJS TK dari ketiga saham yang tidak terlalu likuid tersebut.
Selain itu, ia menyebut pihaknya menambah kepemilikan di dua saham yang saat ini masih merugi (capital loss), yakni PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).
"Kami average down karena kami lihat prospek CPO ke depan akan jauh lebih baik," ujarnya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (15/9).
Sedangkan untuk saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih dalam monitoring dan belum dilakukan aksi apapun dalam kepemilikan saham di BUMN penerbangan tersebut.
Pada kesempatan sama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan masih negatif Rp32,8 triliun per Juli 2021. Investasi minus disebabkan oleh unrealised loss penurunan kinerja saham yang diinvestasikan akibat pandemi covid-19.
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Mochammad Ihsanuddin menyebut kinerja negatif juga terjadi pada investasi di reksadana, yakni minus Rp8,1 triliun.
"Selama ini belum dilakukan settlement ini status masih unrealised loss dan ini bisa juga unrealised gain bila belum settlement transaksi," tutupnya.
(wel/agt)