Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.307 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (1/10) sore. Posisi ini menguat 0,03 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.312 per dolar AS.
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.315 per dolar AS atau menguat dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.315 per dolar AS.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat terhadap dolar AS. Terpantau, yuan China menguat 0,4 persen, ringgit Malaysia menguat 0,15 persen, peso Filipina menguat 0,39 persen, yen Jepang menguat 0,1 persen, dan baht Thailand menguat 0,12 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, rupee India melemah 0,01 persen, won Korea Selatan melemah 0,33 persen, dan dolar Singapura melemah 0,1 persen.
Selanjutnya, mayoritas mata uang di negara maju melemah terhadap dolar AS. Tercatat, dolar Kanada melemah 0,27 persen, poundsterling Inggris melemah 0,1 persen, dan euro Eropa melemah 0,01 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor sedang fokus pada kekhawatiran perlambatan global, kenaikan harga energi, dan imbal hasil surat utang AS yang semakin meningkat.
"Pasar juga khawatir The Fed mulai menarik dukungan kebijakan (tapering) saat pertumbuhan global menguat," tulis Ibrahim dalam risetnya.
Dari internal, Ibrahim menilai keseriusan pemerintah untuk menggelar program pengampunan pajak direspons positif oleh pasar. Hal ini membuat rupiah menguat.
"Wajib pajak dapat mengungkapkan harta bersih yang belum atau kurang diungkapkan dalam surat pernyataan kepada negara. Kebijakan ini tertuang dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang sudah selesai tahap I," ungkap Ibrahim.
Ia meramalkan rupiah bergerak fluktuatif pada awal pekan depan. Menurutnya, rupiah akan berada dalam rentang Rp14.290 per dolar AS sampai Rp14.320 per dolar AS pada Senin (4/10).