Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing melepas kepemilikan surat utang dan saham di pasar keuangan tanah air mencapai Rp5,76 triliun pada 27-30 September 2021. Kendati begitu, realisasinya lebih rendah dari pekan lalu mencapai Rp5,92 triliun.
"Berdasarkan data transaksi 27-30 September 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp5,76 triliun," ungkap Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jumat (1/10).
Erwin merinci investor asing melepas kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp4,69 triliun. Sementara pelepasan saham di pasar modal sekitar Rp1,07 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, secara akumulasi, Indonesia masih menerima aliran modal asing (capital inflow) senilai Rp9,28 triliun dari 1 Januari sampai 30 September 2021.
Bersamaan dengan hengkangnya investor asing, tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun naik dari 78,43 basis poin (bps) menjadi 80,69 bps. Begitu pula dengan tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun yang meningkat ke 6,35 persen.
Yield SBN ini lebih tinggi dari yield surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun di kisaran 1,48 persen. Tapi serupa dengan SBN, yield surat utang negeri Paman Sam juga naik pada pekan ini.
Sementara nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp14.310 per dolar AS pada akhir perdagangan sore ini. Sedangkan kurs referensi JISDOR BI menempatkan rupiah di Rp14.315 per dolar AS.