Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi 5,6 persen tahun ini. Pasalnya, pemerintah setempat menerapkan kebijakan pemangkasan bantuan pandemi covid-19 dan pengeluaran konsumsi masyarakat masih diliputi ketidakpastian.
Bank investasi di Wall Street ini juga menurunkan prediksi laju ekonomi AS tahun depan menjadi 4 persen.
Proyeksi ini merupakan revisi kedua dalam dua bulan, setelah sebelumnya Goldman Sachs memprediksi ekonomi akan tumbuh 5,7 persen tahun ini dan 4,4 persen tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom menjelaskan ada dua faktor yang menyebabkan prediksi berubah. Pertama, program bantuan covid-19 dihapuskan secara signifikan hingga akhir tahun. Ini menyebabkan pendapatan rumah tangga semakin terbatas.
Kedua, konsumen tidak membelanjakan cukup uang untuk membeli barang dan pelayanan. Goldman Sachs menilai pengeluaran konsumen harus dipulihkan dengan cepat untuk mengimbangi penurunan belanja barang.
"Hal ini menjadi tantangan di tengah kasus covid yang masih meningkat, karena banyak orang merasa tidak nyaman melakukan banyak kegiatan yang rutin sebelum pandemi," terang Goldman Sachs dikutip dari CNN.com, Senin (11/10).
Goldman Sachs turut memperkirakan pengeluaran akan menurun mengingat work from home (WFH) masih dilanjutkan. Ini akan mendorong masyarakat untuk melakukan segala hal di rumah, dibandingkan membelinya di luar.
Sementara itu, Bank of America (BofA) mendorong pengeluaran melalui kartu kredit dan kartu debit. BofA menemukan pengeluaran di pusat kesehatan meningkat hingga 52 persen pada September.
Hingga kini, AS dilaporkan masih memiliki 95 ribu kasus positif covid-19 setiap harinya. Ahli penyakit menular Anthony Fauci mengatakan jumlah ini masih terlalu tinggi. Kondisi ini menyulitkan ekonom untuk memproyeksikan ekonomi AS.
(fry/sfr)