PT Adhi Karya (Persero) Tbk membukukan nilai kontrak baru mencapai Rp11,3 triliun sampai September 2021. Nilai kontrak baru ini naik 82,25 persen dari Rp6,2 triliun pada September 2020.
Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan nilai kontrak baru ini berasal dari berbagai pihak dengan mayoritas berasal dari swasta. Jumlahnya mencapai Rp6,32 triliun.
"Proyek kepemilikan swasta atau lainnya sebesar 56 persen dari total kontrak," ungkap Farid dalam keterangan resmi, Rabu (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sementara kontrak baru yang berasal dari pemerintah senilai Rp3,84 triliun atau 34 persen dari total. Adapun, kontrak yang berasal dari sesama BUMN maupun BUMD sekitar Rp1,13 triliun atau 10 persen.
Berdasarkan lini bisnis, kontrak baru didominasi oleh proyek konstruksi mencapai 91 persen dari total, nilanya setara Rp10,28 triliun. Sisanya berasal dari properti sekitar 8 persen dan lini bisnis lain.
Berdasarkan jenisnya, mayoritas merupakan proyek infrastruktur mencapai 41 persen dari total kontrak baru. Misalnya, bendungan, bandara, jalur kereta api, hingga proyek energi.
Lihat Juga : |
Sisanya merupakan proyek gedung sebanyak 27 persen dan jalan serta jembatan 32 persen. Lebih lanjut, BUMN karya itu membidik nilai kontrak baru yang cukup besar pada kuartal IV 2021, namun tak menyebutkan angka pasti.
"Secara total, ADHI masih optimis untuk dapat memperoleh peningkatan capaian kontrak sebesar 20 persen sampai 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya," pungkasnya.