Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan daya beli buruh tani atau petani, bangunan, potong rambut wanita, hingga asisten rumah tangga (ART) meningkat pada September 2021. Peningkatan daya beli didongkrak oleh pendapatan yang lebih tinggi dari laju inflasi atau kenaikan harga kebutuhan pokok.
Kepala BPS Margo Yuwono mencatat daya beli buruh tani yang tergambar dari upah riil naik 0,25 persen dari Rp52.750 menjadi Rp52.882 per hari pada bulan lalu.
"Upah riil naik karena indeks konsumsi rumah tangga pada September kemarin deflasi, maka upah buruh riilnya terjadi peningkatan," ujar Margo saat konferensi pers virtual, Jumat (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena penurunan harga kebutuhan pokok, daya beli buruh tani meningkat lantaran upah nominal yang menggambarkan pendapatan terkerek. Tercatat upah nominal naik 0,11 persen dari Rp56.902 menjadi Rp56.962 per hari.
"Upah nominal buruh tani tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Utara Rp73.872 per hari, sedangkan yang terendah ada di Yogyakarta Rp31.891 per hari," jelasnya.
Selain buruh tani, BPS juga mencatat ada kenaikan daya beli buruh bangunan, yaitu sebesar 0,05 persen menjadi Rp85.630 per hari. Hal ini terjadi karena pendapatan mereka naik 0,01 persen menjadi Rp91.226 per hari.
Begitu juga dengan buruh potong rambut wanita, di mana upah nominal naik 0,06 persen menjadi Rp29.155 per kepala dan upah riil tumbuh 0,1 persen menjadi Rp27.367 per kepala.
Tak ketinggalan dengan para ART. Upah riil mereka naik 0,13 persen menjadi Rp399.624 per bulan dan upah nominal meningkat 0,09 persen menjadi Rp425.736 per bulan.