Hitachi ABB Power Grids resmi berganti nama menjadi Hitachi Energy mulai Oktober 2021 ini. Seiring perubahan nama ini, Hitachi Energy menegaskan komitmen untuk fokus mewujudkan masa depan energi berkelanjutan bagi semua pihak.
CEO Hitachi Energy Claudio Facchin menyampaikan perusahaannya terus memperjuangkan urgensi transisi energi yang bersih melalui inovasi dan kolaborasi.
"Banyak peluang di depan menuju masa depan dengan netral karbon. Untuk mengatasi tantangan global, kami membina personel tim global yang memiliki ragam latar belakang dengan semangat yang gigih dan kepemilikan jangka panjang," ujar Facchin dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Facchin mengatakan, pada tahun 2050, kebutuhan elektrifikasi global naik dua kali lipat, mengingat listrik akan menjadi tulang punggung seluruh sistem energi. Hitachi Energy telah memelopori banyak teknologi yang dibutuhkan untuk memajukan masa depan energi yang berkelanjutan bagi semua.
Hitachi Energy, lanjutnya, berkomitmen untuk dapat senantiasa melampaui batas-batas inovasi tersebut. Untuk memenuhi janji akan masa depan yang netral karbon, membutuhkan semangat, kepercayaan, dan inovasi sehingga manfaatnya akan dirasakan oleh generasi sekarang dan yang akan datang.
"Dengan nama baru Hitachi Energy, kami berupaya memperluas komitmen untuk mewujudkan dampak nyata bagi para pelanggan dan mitra kami, seluruh karyawan, serta masyarakat luas," ucapnya.
Lebih jauh Facchin menerangkan, sistem energi netral karbon akan sangat saling terkoneksi. Teknologi HVDC2 (high-voltage direct current) pada teknologi yang telah dirintis Hitachi Energy lebih dari 60 tahun menjadi salah satu teknologi utama untuk memungkinkan integrasi sumber daya energi terbarukan secara massal dan interkoneksi andal serta dapat diterapkan di seluruh negara, wilayah, dan benua.
Sebagai pemimpin pasar di HVDC, Hitachi Energy memungkinkan banyak solusi positif dari interkoneksi ini. Salah satunya dengan dimulainya pengoperasian North Sea Link (NSL), sebuah interkonektor bawah laut terpanjang di dunia yang menghubungkan Norwegia dan Inggris.
"Teknologi NSL ini memungkinkan pertukaran energi terbarukan antarnegara," kata Facchin.
Untuk melengkapi interkoneksi dan juga memenuhi kebutuhan fleksibilitas sistem energi yang terus meningkat, Hitachi Energy juga mendukung pelanggan dengan solusi grid edge, seperti microgrid dan penyimpanan energi (energy storage). Contoh terupdate dapat dilihat di Cordova, Alaska, dimana masyarakat di sana telah mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus menciptakan kemandirian energi.
Facchin mengatakan, Hitachi Energy juga mendukung kolaborasi antara pelanggan dengan mitra untuk menemukan solusi global guna menjawab tantangan global masa depan netral karbon yang inklusif dan adil.
"Awal tahun ini, perusahaan akan meluncurkan EconiQ™ - portofolio hemat dan ramah lingkungan dari solusi luar biasa untuk mengatasi dampak lingkungan. EconiQ terbukti mengurangi jejak karbon di seluruh siklus hidup total secara signifikan," ujar Facchin.
(osc)