Di sisi lain, Jahja melihat nilai dan jumlah transaksi digital BCA mungkin terus meningkat karena ada peralihan kebiasaan nasabahnya dari offline ke online. Tapi, menurutnya, hal ini tidak serta merta membuat peran kantor cabang jadi tidak penting.
Justru, menurutnya, kehadiran kantor cabang tetap perlu dipertahankan untuk melayani transaksi offline. Sebab, transaksi ini mungkin menyusut secara jumlah, tapi nilai transaksinya masih besar.
Lihat Juga : |
"Kebutuhan kantor cabang tetap perlu, untuk kredit, beli uang valas, cek giro, kliring, meski hanya 0,5 persen jumlah transaksinya di cabang (dari total BCA), tapi volumenya masih 30-40 persen," terang Jahja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia menekankan perkembangan digitalisasi tidak serta merta membuat BCA akan masif menutup kantor cabang. Toh, menurutnya, penempatan kantor cabang perusahaan sudah sangat efisien dan tidak sebanyak bank-bank lain.
"Kita cabang sebenarnya tidak banyak, kalau dibandingkan BRI itu 10 ribu cabang, Mandiri lebih dari 2.000 cabang, BCA cuma 1.200 cabang, jadi kita tetap butuh cabang," pungkasnya.