Minyak Tertekan Aksi Ambil Untung
Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Kamis (21/10) waktu AS atau Jumat (22/10) pagi WIB. Mengutip Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Desember turun US$1,21 ke level US$84,61 per barel.
Penurunan terjadi setelah minyak itu mencapai US$86,10 per barel yang merupakan level harga tertinggi sejak Oktober 2018.
Sementara itu untuk minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember, harga turun 92 sen ke level US$82,50per barel.
Lihat Juga : |
Analis menyebut penurunan terjadi akibat aksi ambil untung yang terjadi setelah reli harga minyak. Penurunan juga terjadi setelah Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menginformasikan cuaca dingin di sebagian besar wilayah Negeri Paman Sam mulai berakhir
"Laporan yang menunjukkan kondisi lebih kering dan hangat di seluruh AS bagian selatan dan timur memberikan tekanan pada harga minyak," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.
Minyak juga mendapat tekanan dari penurunan harga batu bara dan gas alam. Di China, batu bara turun 11 persen. Penurunan yang memperpanjang kerugian harga batu bara pada minggu ini terjadi sejak Beijing mengisyaratkan akan melakukan intervensi untuk menenangkan pasar.
"Dengan penurunan harga batu bara dan gas serta dengan indikator teknis indeks kekuatan relatif masih di wilayah overbought, kemungkinan memang akan terjadi penurunan tajam," kata analis di broker OANDA Jeffrey Halley.
Meski sedang tertekan, beberapa analis menyatakan minyak akan kembali melanjutkan reli. Perkiraan bahwa OPEC+ tetap pada rencana untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap menjadi sentimen pendukungnya.
Giovanni Staunovo dari bank Swiss UBS mengatakan dalam sebuah laporan Brent akan menyentuh harga US$90 per barel pada Desember dan Maret.