Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengklaim pembangunan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, menyelamatkan kabupaten tersebut dari banjir bandang yang terjadi pada awal tahun lalu.
Menurut dia, dari 13 kabupaten/kota, hanya di Tapin saja yang tidak kebanjiran karena bendungan kebetulan diresmikan tidak lama sebelum banjir melanda.
"Dari 13 Kabupaten/Kota, hanya satu yang tidak banjir di Tapin karena alhamdulilah baru selesai bendungan Tapin dibangun," kata dia saat Rakornas BMKG, Jumat (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Basuki menilai pembangunan bendungan sangat penting guna mengantisipasi cuaca ekstrem seperti anomali cuaca la Nina yang diprediksikan terjadi akhir Oktober hingga Februari tahun depan.
Dalam mengantisipasi la Nina, ia menjabarkan pihaknya sudah menyiapkan 231 bendungan guna mengantisipasi anomali cuaca la Nina yang diprediksikan melanda pada akhir Oktober hingga Februari 2021.
Basuki menyebut pihaknya telah mengosongkan 205 bendungan dengan volume tampung 4,7 miliar meter kubik dengan membuka seluruh pintu pengeluaran, beberapa contohnya bendungan Bili-bili di Sulawesi Selatan, bendungan Batutegi di Lampung, dan bendungan Jatiluhur di Jawa Barat.
"Kami melakukan langkah-langkah menghadapi badai la Nina 2021 ini. Kami mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di pusat untuk melakukan monitoring semua infrastruktur yang ada di Indonesia agar bisa mengetahui volume banjir yang bisa ditampung," jelasnya.
Ia menyatakan siaga bendungan siap pakai sangat penting dalam menghadapi cuaca ekstrem. Misalnya, kala terjadi banjir bandang di Kalimantan Selatan pada awal tahun lalu, ia mengklaim bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Kalsel, berhasil menyelamatkan daerah tersebut dari banjir.
"Dari 13 Kabupaten/Kota, hanya satu yang tidak banjir di Tapin karena alhamdulilah baru selesai bendungan Tapin dibangun," imbuh dia.
Selain itu, ia mengatakan Kementerian PUPR juga sudah menyiapkan 12 kolam retensi dan bendung gerak dengan volume tampung kolam sebesar 6,8 juta meter kubik dan bendung gerak dengan volume tampung 65 juta meter kubik.
Menurut dia, saat terjadi banjir, air genangan bisa dimasukkan ke dalam kolam retensi dan pada saat cuaca kering baru air dikeluarkan secara perlahan.
Di sisi lain, Basuki menyebut pihaknya juga menyiapkan 12 bendungan karet dengan volume tampung 7,3 juta meter kubik. "Caranya dengan mengempeskan bendung, contohnya bendung karet Tirtonadi di Solo," kata dia.
Lalu, pihaknya juga membuka tunnel atau terowongan pengendali banjir di Balai Indah Cisangkuy.
"Kami menyiapkan operasi 192 unit pompa banjir dengan kapasitas 263 meter kubik per detik jadi ada 263 ribu liter per detik dengan uji coba operasi dengan menyiapkan seluruh kebutuhan energi," pungkasnya.
(wel/agt)