Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sidang parlemen menyebut Presiden Jokowi telah setuju untuk mempercepat penghapusan penggunaan batu bara pada 2040.
"Saya kemarin berbicara dengan Presiden Joko Widodo bahwa dia setuju untuk mempercepat penghapusan batu bara pada 2040," dikutip dari situs parlemen Inggris, Jumat (29/10).
Ia pun menyebut tindakan Jokowi sebagai upaya yang luar biasa dalam memutus ketergantungan terhadap batu bara. Langkah ini dinilai lebih cepat dibandingkan Australia yang berkomitmen net zero pada 2050.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM belum lama ini merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Dalam dokumen tersebut tertulis, Kebijakan Energi Nasional pada 2050 masih akan menggunakan batu bara sebagai pembangkit listrik dengan porsi minimal 25 persen. Sumber energi kotor lainnya seperti minyak bumi dan gas bumi tetap akan digunakan hingga 30 tahun ke depan.
"Pada tahun 2050 peran energi baru dan energi terbarukan paling sedikit 31 persen sepanjang keekonomiannya terpenuhi, minyak bumi kurang dari 20 persen, batu bara minimal 25 persen, dan gas bumi minimal 24 persen," tulis RUPTL tersebut.
Kebijakan ini dinilai lebih baik dibandingkan target 2025 yang menggunakan batu bara minimal 35 persen, gas bumi minimal 22 persen, minyak bumi kurang dari 25 persen, dan energi baru dan terbarukan paling sedikit 23 persen.
Pada Mei lalu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan pembangunan 15 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih akan dilanjutkan. Seluruh proyek tersebut diperkirakan dapat menghasilkan listrik hingga 336,8 Megawatt (MW).
"Kemudian ada 15 yang dilanjutkan, jadi proyeknya dilanjutkan, biasanya kontraktor nya ganti," kata Rida dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (27/5).
Dalam RUPTL 2021, terdapat sejumlah PLTU yang dilanjutkan pembangunannya dan ditargetkan akan beroperasi mulai 2021-2029.
Daftar PLTU yang akan dibangun:
1. PLTU Tanjung Selor (ditargetkan rampung 2021)
2. PLTU Sofifi (ditargetkan rampung 2021)
3. PLTU Parit Baru (ditargetkan rampung 2025)
4. PLTU Bengkayang (ditargetkan rampung 2025)
5. PLTU Talaud (ditargetkan rampung 2022)
6. PLTU Alor (ditargetkan rampung 2025)
7. PLTU Rote Ndao (ditargetkan rampung 2025)
8. PLTU Kotabaru (ditargetkan rampung 2025)
9. PLTU Sampit (ditargetkan rampung 2025)
10. PLTU Bima (ditargetkan rampung 2029)
11. PLTU Atambua (ditargetkan rampung 2027)
12. PLTU Timika (ditargetkan rampung 2023)