Rupiah Perkasa di Rp14.167 Berkat Kenaikan Harga Komoditas

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.167 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (29/10) sore. Mata uang Garuda menguat 5 poin atau 0,04 persen dibandingkan Rp14.172 per dolar AS pada Kamis (28/10).

Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.171 per dolar AS atau menguat dari Rp14.199 per dolar AS pada Kamis kemarin.

Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama peso Filipina 0,57 persen, ringgit Malaysia 0,21 persen, won Korea Selatan 0,1 persen, dan dolar Hong Kong 0,02 persen. Sisanya berada di zona merah.

Yuan China melemah 0,11 persen, yen Jepang minus 0,11 persen, rupee India minus 0,05 persen, dan dolar Singapura minus 0,01 persen. Sedangkan baht Thailand stagnan.

Mata uang utama negara maju semuanya berada di zona merah. Rubel Rusia melemah 0,33 persen, euro Eropa minus 0,19 persen, poundsterling Inggris minus 0,11 persen, franc Swiss minus 0,07 persen, dolar Australia minus 0,02 persen, dan dolar Kanada minus 0,02 persen.

Senior Analis DC Futures Lukman Leong menilai penguatan mata uang Garuda terjadi karena harga komoditas di pasar internasional memberi sentimen positif kepada Indonesia. Sebab, kenaikan harga membuat realisasi ekspor akan meningkat, salah satu pada komoditas batu bara.

"Bahkan rupiah masih berpotensi menguat cukup besar," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, ada pula sentimen penguatan dari penurunan kasus covid-19 di Indonesia. Tak ketinggalan, ada sentimen dari global berupa penantian pasar terhadap keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve mengenai kebijakan pengurangan likuiditas (tapering).

[Gambas:Video CNN]