Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pertumbuhan investasi akan lebih tinggi melalui berbagai reformasi struktural yang dilakukan pemerintah. Hal itu diucapkannya dalam Economic Outlook belum lama ini.
Salah satu reformasi struktural yang dilakukan ialah melalui online single submission (OSS) berbasis risiko. Menurut Jokowi, reformasi perizinan ini akan menciptakan investasi yang menarik.
Makanya ia turut mengajak pengusaha untuk memanfaatkan peluang ekonomi ini sehingga perekonomian dapat tumbuh dan kesehatan masyarakat dapat terjaga. Sebelumnya Pemerintah Indonesia juga telah melakukan berbagai reformasi untuk membuka peluang investasi di Indonesia.
Mulai dari pengesahan Omnibus Law hingga perubahan status Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi. BKPM mencatat realisasi investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) pada kuartal II 2021 mencapai Rp 116,8 triliun.
Jumlahnya lebih tinggi dari realisasi investasi lokal (Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN) sebesar Rp 106,2 triliun. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai Indonesia sudah kembali diminati oleh investor asing di tengah momentum pemulihan ekonomi usai Covid-19.
Peluang dan potensi ini juga yang membuat banyak stakeholder untuk ikut mendukung iklim investasi di Indonesia. Salah satunya HSBC yang berkomitmen mendukung peningkatan investasi ke Indonesia melalui kerja sama dengan Kementerian Investasi/BKPM menggelar forum khusus.
HSBC menyelenggarakan forum khusus bertajuk 'In Conversation with Indonesia' yang merupakan rangkaian dari HSBC Summit 2021. Forum ini memfasilitasi diskusi bilateral (one-on-one discussion) antara calon investor di Asia dan Eropa/Amerika Serikat dengan perwakilan senior dari BKPM.
Topik diskusi mencakup penyampaian wawasan dari tim BKPM tentang iklim positif investasi, berbagai peluang investasi beserta peraturan dan insentif, serta kemudahan berinvestasi di Indonesia.
Langkah Penting Indonesia Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi
Dalam sambutannya di pembukaan 'In Conversation with Indonesia', Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan forum diskusi ini merupakan bagian dari komitmen HSBC untuk menghubungkan nasabah dengan bisnis dan peluang di seluruh dunia.
"HSBC bangga dapat menjadi bagian dari kisah pertumbuhan Anda. Kami telah berada di Indonesia selama 137 tahun, menghubungkan Indonesia dengan dunia dan dunia dengan Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, Asia telah menjadi mesin penting dalam ekonomi global. Ia juga yakin Asia Tenggara, khususnya Indonesia akan memainkan peran yang semakin meningkat dalam mendorong pembangunan dan menciptakan kemakmuran.
"Itulah sebabnya kami menginvestasikan U$S 6 miliar selama lima tahun ke depan di Asia untuk melayani Anda dengan lebih baik dan mempermudah Anda dalam mengembangkan bisnis di dalam dan luar negeri," ujarnya.
Sebelumnya ia juga mengungkapkan Indonesia dinilai berpotensi menjadi tujuan investasi utama bagi para investor asing. Namun dengan catatan Indonesia dapat mempertahankan fokus pada reformasi yang ramah pertumbuhan dan terus melakukan transformasi dalam mengatasi hambatan-hambatan pada sektor perdagangan dan kewirausahaan.
Dalam acara yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia menyebutkan daerah tujuan investasi Indonesia saat ini tidak hanya berfokus di Pulau Jawa. Sebab, berbagai infrastruktur luar Jawa yang semakin baik turut membuat tujuan investasi di Tanah Air semakin beragam.
Ia pun menyebutkan adanya pemberlakuan insentif yang berbeda antara Jawa dan luar Jawa. Serta adanya dukungan pada iklim investasi Indonesia melalui berbagai regulasi dari pemerintah.
"Dalam konteks regulasi, Indonesia memasuki babak baru melalui Undang-Undang Cipta Kerja yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi dunia usaha, kepastian, transparansi dan juga efisiensi dalam proses pembuatan izin yang sekarang ini sudah berbasis elektronik dan via OSS Berbasis Risiko," kata Bahlil.
Hal sama diungkapkan Direktur Pengembangan Promosi Investasi, Kementerian Investasi/BKPM Ricky Kusmayadi. Ia menyebutkan bahwa Presiden RI Joko Widodo sudah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 2021 tentang Satuan Tugas Percepatan Investasi pada tanggal 4 Mei 2021.
Aturan ini bertujuan untuk meningkatkan investasi dan kemudahan berusaha, dengan melakukan pengawalan (end to end) dan peran aktif penyelesaian hambatan pelaksanaan berusaha.
"Sebagaimana arahan Menteri Investasi selaku Ketua Satgas, Satgas berfokus mengeksekusi investasi yang bermasalah, sektor-sektor prioritas yang bisa mendatangkan devisa, dan kolaborasi antara investor besar, baik dalam maupun luar negeri, dengan pengusaha nasional di daerah dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)," ucap Ricky.
Menurut Ricky, Satuan Tugas Percepatan Investasi yang dimaksud memiliki kewenangan untuk membuat keputusan terkait realisasi penanaman modal yang harus ditindaklanjuti oleh kementerian, lembaga, otoritas, hingga pemerintah daerah, serta mengkoordinasi segala hal yang berkaitan dengan penanaman modal.
Sebagai informasi, HSBC Summit 2021 yang merupakan rangkaian forum virtual yang memberikan pemahaman lebih tentang ekonomi Indonesia terkini, prospek investasi secara global, dan potensinya di masa depan.
Forum yang berlangsung selama lebih dari 3 jam (pukul 9.00-12.30 WIB) ini membahas berbagai informasi baru serta temuan dan wawasan dari pembuat kebijakan, pelaku industri, asosiasi bisnis, analis, dan peneliti ekonomi yang dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bisnis dan investasi.
Untuk informasi selanjutnya tentang HSBC dapat dilihat di website resmi HSBC Indonesia.
(adv/adv)