Cerita Lansia Terbantu Biaya Operasi Akibat Diabetes Berkat JKN-KIS

BPJS Kesehatan | CNN Indonesia
Kamis, 04 Nov 2021 18:00 WIB
Siti Koribatun (56) bersyukur biaya operasi amputasi jari kakinya ditanggung JKN-KIS sehingga tidak bingung memikirkan pengeluaran selama di rumah sakit.
Siti Koribatun (56) bersyukur biaya operasi amputasi jari kakinya ditanggung JKN-KIS sehingga tidak bingung memikirkan pengeluaran selama di rumah sakit. (BPJS Kesehatan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Siti Koribatun (56) tidak menyangka jika ia harus menjalani operasi amputasi jari kakinya akibat menderita komplikasi diabetes mellitus (DM). Namun ia bersyukur mendapat bantuan dari Pemerintah dengan menjadi peserta JKN-KIS.

Berkat menjadi peserta JKN-KIS dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) ia tidak perlu bingung memikirkan biaya operasi.

Siti bercerita, sebelum operasi ini dia biasanya mendaftar sebagai peserta umum dengan mengeluarkan biaya sendiri. Namun karena sering periksa ke dokter dan pengobatannya berkelanjutan karena tidak bisa sembuh, dokter menyarankan untuk menggunakan haknya sebagai peserta JKN-KIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi saya sudah menjadi peserta JKN-KIS dari pemerintah selama setahun namun belum pernah saya gunakan," ujar Siti, dalam keterangan tertulis, Kamis (4/11).

Siti melanjutkan, ia berada di rumah sakit selama lima hari untuk menjalani operasi amputasi jempol kakinya. Tidak hanya itu, ia pun harus merelakan keempat jari kakinya yang lain untuk diamputasi selanjutnya.

Ia menyesal tidak menjaga dan menerapkan pola hidup sehat dengan baik selama ini. Karena itu, dia menyarankan kepada siapa pun untuk lebih menjaga pola hidup sehat karena jangan sampai menyesal di akhir.

"Yang lebih utama, kita harus memiliki jaminan kesehatan karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan sakit dan membutuhkan biaya besar," ucapnya.

Kini, ia fokus pada pemulihan kesehatannya sebelum menjalani operasi yang selanjutnya. Ia bersyukur dirawat di Rumah Sakit Sisma Medika Karanggedhe, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah karena pelayanannya sangat baik dan membuatnya nyaman.

"Dokter dan perawat semuanya baik dan ramah. Tidak ada pembedaan pelayanan dengan pasien umum. Saya pernah menjadi pasien umum jadi benar-benar merasakan tidak ada pembedaan pelayanan," kata dia.

"Yang beda paling kalau menjadi peserta JKN-KIS tidak bisa langsung ke rumah sakit karena harus mengurus rujukan terlebih dahulu dan itu adalah aturan yang harus kita patuhi. Memang prosedurnya seperti itu, apalagi saya dapatnya gratis karena dibiayai pemerintah," kata Siti.

(osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER