Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.249 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (9/11) sore. Posisi ini menguat 11 poin atau 0,07 persen dari Rp14.260 per dolar AS pada Senin (8/11).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.233 per dolar AS atau menguat dari Rp14.268 per dolar AS pada Senin kemarin.
Rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,52 persen, baht Thailand 0,46 persen, yen Jepang 0,24 persen, peso Filipina 0,14 persen, dolar Singapura 0,1 persen, dan ringgit Malaysia 0,06 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan mata uang Asia lainnya berada di zona merah. Rupee India melemah 0,05 persen, yuan China minus 0,02 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju yang bergerak variasi. Dolar Kanada menguat 0,01 persen dan rubel Rusia stagnan.
Sisanya, euro Eropa melemah 0,01 persen, franc Swiss minus 0,02 persen, dolar Australia minus 0,04 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,07 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai rupiah menguat karena bank sentral AS, The Federal belum menentukan kapan kebijakan kenaikan tingkat bunga acuan akan dilakukan. Hal ini memberi kelegaan pada pelaku pasar.
"Pejabat Federal Reserve AS melanjutkan perdebatan tentang pemulihan pasar kerja dan berapa lama lagi bank sentral dapat mentolerir inflasi yang tinggi," jelas Ibrahim.