Untung Rugi Parkir Duit di Kripto
Aset kripto atau cryptocurrency kini tengah digandrungi banyak orang karena dapat memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Bahkan, instrumen investasi ini masih bisa menghasilkan cuan di tengah pandemi.
Saat instrumen lainnya seperti obligasi hingga saham anjlok pada tahun lalu, kripto masih berdiri tegak. Berbagai mata uang kripto yang bertahan di antaranya Bitcoin, Ethereum, Cardano, dan sebagainya.
Banyak aset kripto yang berhasil membukukan keuntungan dalam waktu singkat menjadikan instrumen investasi ini jadi idaman banyak orang. Tidak jarang, trader atau pedagang pemula berani memarkirkan dananya di kripto.
Lihat Juga : |
Bitcoin, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar dunia, baru saja berhasil menembus level tertinggi atau all time high sebesar US$68.650 atau setara Rp977 juta per keping (kurs Rp14.245 per dolar) pada Selasa (9/11).
Ethereum (ETH) juga baru saja menembus all time high sebesar US$4.837 per keping. Sejak titik terendahnya pada 6 tahun lalu, Ethereum berhasil membukukan keuntungan hingga 1,1 juta persen.
Kendati demikian, tak semua aset kripto menjanjikan keuntungan serupa. Kripto Squid Game (SQUID) pekan lalu sempat meraih keuntungan hingga US$2.861 per keping. Namun, kini nilainya anjlok hingga 99 persen dan hanya dihargai US$0,38 per keping.
Lantas, bagaimana untung dan rugi memarkirkan uang di kripto? Berikut penjelasannya.
Senior Analyst DC Futures Lukman Leong mengatakan kripto adalah mata uang digital yang nilainya tidak bergantung kepada bank sentral negara manapun. Kripto dinilai lebih aman, tidak terlacak, efisien, dan murah dari segi transaksi.
Ia menjelaskan kripto berbeda dengan dua instrumen keuangan lainnya yakni saham dan mata uang asing (forex). Saham merupakan kepemilikan atas sebuah perusahaan, sementara mata uang asing dikontrol oleh bank sentral negara tertentu. Kripto sendiri lebih bersifat global dan mandiri.
Kripto memiliki keunggulan dibandingkan instrumen investasi lain, seperti dapat memberikan keuntungan yang tinggi, dengan syarat jika trader bisa meminimalisir risiko.
Lukman mencontohkan salah satu mata uang kripto Shiba Inu (SHIB) sudah naik hingga 55 juta persen sejak pertama kali dirilis. Bahkan beberapa waktu lalu, Shiba Inu dapat mendompleng posisi Dogecoin dalam 10 mata uang kripto teratas.
Namun demikian, mata uang kripto juga memiliki sejumlah kelemahan, salah satunya ialah jenis yang sangat banyak dibandingkan forex. Apabila salah pilih, risiko kerugian besar dalam waktu singkat juga di depan mata.
"Kripto terlalu banyak pilihannya, dibandingkan forex yang tidak sampai 10 mata uang utama. Jadi harus rajin mencari informasi dari pilihan sebanyak itu," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/11).
Misalnya kripto Squid Game yang hancur dalam waktu sepekan, sehingga ia menyarankan untuk lebih teliti dalam melakukan perdagangan, jika tidak ingin merugi.