Rata-rata harga gas di California, Amerika Serikat, mencapai rekor tertinggi US$4,67 atau setara Rp66.314 per galon (kurs Rp14.200 per dolar AS) pada Minggu (14/11).
Bahkan, harga gas mencapai US$5 atau Rp71 ribu per galon di Humboldt, California Utara dan US$4,8 atau Rp68.160 per galon di Bay Area.
Namun, harga gas nasional secara rata-rata di AS masih di kisaran US$3,41 atau Rp48.422 per galon. Harga gas meningkat karena pasokan berkurang akibat tekanan produksi selama Badai Ida melanda Lousiana pada beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sedikit krisis pasokan yang kami miliki saat ini, tidak ada yang besar, sampai kilang di California Utara dapat kembali ke kapasitas produksi penuh," tutur Corporate Communications Manager Automobile Club of Southern California Jeffrey Spring, seperti dikutip dari CNN Business, Senin (15/11).
Juru Bicara Asosiasi Otomotif Amerika (AAA) Doug Shupe mengatakan harga gas di California biasanya memang lebih tinggi dari negara bagian AS lainnya. Namun, kenaikan kali ini membuat sopir harus membayar sekitar US$1,5 atau Rp21.300 per galon lebih mahal dari tahun lalu.
"Itu berarti orang yang memiliki mobil sedan kelas menengah dengan tangki bahan bakar ukuran 14 galon, harus membayar US$21 (setara Rp298.200 per galon) lebih banyak untuk mengisi tangki mereka hari ini dari tahun lalu," kata Shupe.
Lihat Juga : |
Shupe menilai kenaikan harga gas juga terjadi karena permintaan meningkat sekitar 65 persen lebih tinggi dari tahun lalu. Padahal, produksi justru berkurang 14 persen dari 2019.
Di sisi lain, sejumlah lembaga internasional memperkirakan harga gas akan melonjak lagi seiring dengan ramalan kenaikan harga minyak mencapai US$100-120 per barel sampai akhir tahun ini.